Ogoh-ogoh yang mengangkat kisah 'Cupak Ajak Grantang' meraih juara dalam lomba ogoh-ogoh yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di Klungkung, Selasa (25/3/2025). Ogoh-ogoh Cupak Grantang itu merupakan perwakilan Sekaa Taruna Satya Dharma. Mereka berhak mendapatkan piala, piagam, serta uang tunai sebesar Rp 25 juta.
Ogoh-ogoh tersebut menceritakan kakak beradik I Cupak dan I Grantang yang memiliki karakter bagaikan bumi dan langit. Kisah dari geguritan (karya sastra tradisional berbentuk puisi) ini dipilih karena dinilai relevan dengan karakter banyak manusia masa sekarang. Yakni, malas, tamak, dan suka mengakui hasil usaha orang lain sebagai hasil usaha sendiri.
Sementara, peraih runner up hingga juara harapan satu secara berurutan adalah Kecamatan Klungkung, Kecamatan Nusa Penida, dan Kecamatan Banjarangkan. Mereka turut mendapatkan piala, piagam dan uang tunai sebesar Rp 20 juta, Rp 15 juta, dan Rp 10 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lomba ogoh-ogoh itu digelar Pemkab Klungkung serangkaian perayaan Nyepi 2025 di Alun-Alun Ida Dewa Agung Jambe pada Selasa malam. Sanggar Sandhi Suara, Sanggar Kinasih, Karang Taruna Desa Tojan, dan Sekaa Taruna Satya Dharma menjadi perwakilan masing-masing kecamatan di seluruh Klungkung pada perlombaan tingkat kabupaten tersebut.
"Ogoh-ogoh tidak hanya seni rupa. Tapi ada nilai-nilai yang diimplementasikan. Lomba hanya sebagian kecil, lebih kepada mengutamakan kebersamaan dan fragmen cerita dalam pertunjukan ogoh-ogoh itu sendiri. Dengan ini, masyarakat diharapkan bisa memahami kearifan lokal," kata Bupati Klungkung, I Made Satria, saat membuka pawai ogoh-ogoh pada pukul 19.00 Wita.
Selama 25 menit, tiap peserta diberi kesempatan menampilkan ogoh-ogoh yang diiringi pertunjukan tari, baleganjur, dalang, dan lainnya.
Kemudian, mereka akan dinilai oleh tim juri yang terdiri dari Cokorda Alit Artawan, I Ketut Rudita, dan Putu Bagus Edi Darmawan. Ketiga juri merupakan seniman dan pakar ogoh-ogoh.
Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung I Ketut Suadnyana membeberkan beberapa kriteria penilaian adalah kreativitas, penampilan fragmen tari dari cerita ogoh-ogoh yang diangkat, serta upaya pembuatan ogoh-ogoh yang berbahan ramah lingkungan.
(hsa/gsp)