
Salju Abadi Puncak Jayawijaya Tinggal Kenangan? BMKG: Lenyap di 2026
Puncak Jayawijaya menghadapi ancaman punahnya salju abadi pada 2026 akibat perubahan iklim. BMKG mengungkapkan dampak global dari fenomena ini.
Puncak Jayawijaya menghadapi ancaman punahnya salju abadi pada 2026 akibat perubahan iklim. BMKG mengungkapkan dampak global dari fenomena ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi salju di Puncak Jayawijaya, Papua, akan lenyap 2026. Situasi ini dipicu adanya perubahan iklim.
Puncak Carstensz menjadi tempat berpulangnya dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono. Jika dilihat dari citra satelit, ada fakta mengerikan.
Puncak Jaya, gunung tertinggi Indonesia, mengalami penurunan drastis salju abadi akibat pemanasan global. Ketebalan es kini hanya tersisa 4 meter.
BMKG telah melakukan minitoring salju abadi di Puncak Sudirman selama beberapa tahun. Salju di sana diprediksi punah beberapa tahun mendatang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap salju abadi di Pegunungan Jayawijaya, Papua Tengah, menyusut drastis. BMKG ungkap penyebabnya.
Secara umum Indonesia, terletak di garis khatulistiwa yang beriklim tropis. Namun, ada sedikit lokasi di Indonesia yang masih memungkinkan terjadinya salju.
Gunung Titlis dengan salju abadinya adalah destinasi yang wajib dikunjungi terutama oleh turis yang berasal dari negeri tropis ketika berada di Swiss.
BMKG menyebut salju abadi di puncak Jaya Wijaya, Papua kian mengkhawatirkan dan semakin dekat kepunahan. Perubahan iklim serta fenomena El Nino penyebabnya.
Salju abadi di Puncak Jaya Papua menjadi perhatian dunia. Masalah itu turut disorot media asing.