
RUU KIA Atur Cuti Lahiran 6 Bulan Sah Jadi Usul Inisiatif DPR
DPR RI sepakat menyepakati Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) yang mengatur cuti melahirkan 6 bulan, sebagai usul inisiatif DPR.
DPR RI sepakat menyepakati Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) yang mengatur cuti melahirkan 6 bulan, sebagai usul inisiatif DPR.
DPR RI menggelar rapat paripurna pengesahan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) yang mengatur cuti melahirkan 6 bulan menjadi usul inisiatif DPR.
Ada sejumlah agenda keputusan dalam rapat paripurna hari ini, termasuk pengesahan RUU KIA yang mengatur cuti melahirkan 6 bulan, menjadi usul inisiatif DPR.
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) turut menyoroti aturan dalam RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) soal aturan cuti melahirkan selama 6 bulan.
DPR RI akan menggelar rapat paripurna dengan agenda pengesahan Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) sebagai RUU inisiatif DPR.
Pelaku usaha berharap agar pemerintah dan DPR melakukan kajian dan evaluasi yang mendalam dan komprehensif sebelum menetapkan UU tersebut.
Dalam RUU KIA yang dibahas DPR RI, tercantum aturan cuti melahirkan yang diperpanjang jadi 6 bulan. Bagi suami, diusulkan cuti 40 hari. Manfaatnya apa sih?
DPR RI mengusulkan RUU KIA, salah satunya mengatur cuti 40 hari bagi suami yang dampingi istri melahirkan. Apa kata publik Surabaya?
Dalam RUU KIA kebijakan cuti melahirkan akan menjadi 6 bulan. BKKBN beri rekomendasi daftar negara dengan cuti hamil terlama untuk dikaji.
RUU KIA dinilai memunculkan peluang PHK dan berkurangnya penyerapan tenaga kerja wanita. BKKBN mengusulkan solusi untuk pihak perusahaan agar tak dirugikan.