
Okupansi Hotel di Jatim Malam Pergantian Tahun Diprediksi Meningkat hingga 80%
Malam tahun baru, banyak masyarakat di Jawa Timur memilih menginap di hotel. Khususnya di daerah destinasi wisata. Diprediksi minimal malam ini mencapai 80%.
Malam tahun baru, banyak masyarakat di Jawa Timur memilih menginap di hotel. Khususnya di daerah destinasi wisata. Diprediksi minimal malam ini mencapai 80%.
Pandemi COVID-19 selama 2 tahun memporak-porandakan bisnis perhotelan di Jatim. Kepemilikan hotel berganti sebanyai 20 persen dan 15 ribu karyawan dirumahkan.
Soft launching wisata medis Surabaya telah dilakukan pada Senin (27/9). Selain ada 17 RS, terdapat 45 akomodasi hotel untuk wisatawan.
Kondisi pandemi COVID-29 di Jatim terus membaik hingga turun ke level 1. PHRI Jatim sebut sebelumnya okupansi hotel kurang dari 10%, kini weekend bisa capai 50%
Restoran di Surabaya juga membuat syarat aplikasi PeduliLindungi untuk masuk makan. Sebanyak 263 restoran di Surabaya mewajibkan para pengunjung untuk vaksinasi
Kemenparekraf akan memperluas penggunaan aplikasi PeduliLindungi ke hotel hingga restoran. Apa respons Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim?
Sejak PPKM diberlakukan mulai 3 Juli, kasus COVID-19 berangsur-angsur menurun. Okupansi hotel yang sebelumnya anjlok akibat penerapan PPKM, kini berangsur naik.
Hampir 2 bulan PPKM diperpanjang. Kali ini diperpanjang hingga 6 September 2021. Selama PPKM, sebanyak 50% karyawan hotel dan restoran di Jatim dirumahkan.
18 Daerah di Jatim masuk PPKM Level 3. PHRI Jatim pun berharap destinasi wisata kembali dibuka dengan persyaratan seperti mal. Yakni harus sudah divaksin.
Selama PPKM berlangsung sejak 3 Juli 2021, hotel di Jatim banyak yang tutup sementara hingga tutup permanen. Ini rinciannya.