
Hari Kesaktian Pancasila, Mengenang Sejarah Pemberontakan PKI di Madiun
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Madiun mengajak generasi muda meluruskan sejarah. Madiun bukan basis PKI, melainkan tempat pemberontakan PKI,
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Madiun mengajak generasi muda meluruskan sejarah. Madiun bukan basis PKI, melainkan tempat pemberontakan PKI,
Monumen Kresek menjadi tetenger kekejaman PKI pada 1948 di Madiun. Setiap tahun digelar upacara Hari Kesaktian Pancasila di monumen tersebut.
Madiun memiliki sejarah kelam pada 1948, di mana terjadi Pemberontakan PKI yang merenggut ribuan nyawa. Ada tiga monumen sebagai pengingat kekejaman PKI 1948.
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 terjadi di Madiun. PKI menguasai Madiun selama 13 hari.
Stigma Madiun daerah basis PKI terus dilakukan hingga saat ini. Termasuk oleh Bupati H Ahmad Dawami yang sudah menjabat selama 3 tahun.
Monumen Kresek menjadi tanda kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1948 di Madiun. Kala itu PKI membantai sejumlah tokoh dan ulama Madiun.
Mengerikan dan amat kejam, begitulah gambaran PKI di masa lalu. Aksi mereka tak lepas dengan Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang tersirat di Monumen Kresek.
Ribuan warga Madiun menjadi korban keganasan PKI di masa lalu. Namun ironisnya, masih banyak yang beranggapan jika Madiun adalah basis PKI bahkan hingga kini.
Dari ribuan korban pembantaian PKI di Madiun pada tahun 1948, ada 17 tokoh yang namanya dibuatkan prasasti tersendiri di Monumen Kresek.
Monumen Kresek menjadi saksi bisu kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) saat membantai sejumlah tokoh dan ulama di Madiun. Kekejamannya pun telah melegenda.