
Kisah Lutfi Tekuni Kopi Santri hingga Merambah Pasaran Nasional
Muhammad Abdullah Lutfi, warga Desa Semerak, Pati, sukses mengembangkan bisnis kopinya. Kini, kopinya dijual hingga berbagai pelosok di Indonesia.
Muhammad Abdullah Lutfi, warga Desa Semerak, Pati, sukses mengembangkan bisnis kopinya. Kini, kopinya dijual hingga berbagai pelosok di Indonesia.
Bisnis fesyen kala itu memang sangat bagus, Mansyur mengambil kelas menengah atas dengan menjual beragam fesyen impor yang didapatnya dari Pasar Tanah Abang.
Putu Edit Andi Pratama membuat arloji kayu mulanya hanya untuk tampil beda. Belakangan malah jadi bisnis dengan cuan yang menggiurkan.
Made Sukiana bekerja sama dengan perajin dan menjual lamak. Hiasan di palinggih itu dijual di Denpasar hingga Gianyar. Pesanan meningkat saat Galungan.
Minimnya lapangan kerja di Garut membuat Dudun Abi Manaf merantau ke Surabaya. Ia kini sukses berjualan siomay dan mampu menghidupi keluarganya.
Suryani, pedagang eceran dari Pamulang, buktikan emansipasi wanita dengan sukses mengelola toko kelontong. Usahanya didukung modal dari PNM dan BRI.
CV Bali Danu Sentana memproduksi jimbe dan menjualnya hingga luar negeri. Dapat pinjaman melalui KUR dari BRI, Danu Sentana kini mempekerjakan sembilan orang.
Sukarno (61), pemilik usaha cuci mobil di Medaeng, Sidoarjo mengakui kerap mengajukan pinjaman KUR BRI saat butuh modal. Bunga rendah jadi alasannya.
Pasangan Junaeda-Aldi di Pulau Panggang sukses mengembangkan usaha penyewaan snorkeling dan perahu berkat pinjaman Bank BRI. Jadi tulang punggung wisata lokal.
Usaha toko dan agenmintak tanahnya gulung tingkar takmembuat Sukarno kehilangan bisnisnya. Sebaliknya, ia melihat peluang usaha cuci mobil.