
Rebutan Kupat Jembut, Tradisi Syawalan dari Pedurungan di Kota Semarang
Tradisi unik syawalan yang digelar di salah satu wilayah di Kota Semarang, yakni bagi-bagi ketupat sayur atau yang dikenal dengan tradisi kupat jembut.
Tradisi unik syawalan yang digelar di salah satu wilayah di Kota Semarang, yakni bagi-bagi ketupat sayur atau yang dikenal dengan tradisi kupat jembut.
Tradisi Syawalan di Pedurungan, Semarang, meriah dengan bagi-bagi Kupat Jembut. Anak-anak antusias menerima ketupat sayur dan uang. Ini maknanya.
Tradisi Syawalan di beberapa daerah Indonesia cukup unik. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang dimana ada sajian khas bernama kupat jembut.
Ada makanan bernama unik yang dibagikan dalam tradisi Syawalan menyambut bulan Syawal di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, hari ini. Namanya kupat jembut.
Meski namanya terkesan vulgar, kupat jembut ini melambangkan rasa syukur dan kesederhanaan. Berikut kisah awal munculnya kupat jembut di Pedurungan..
Dibalik variannya yang banyak, makanan tradisional Indonesia ternyata punya nama yang unik. Bahkan sampai dianggap tak senonoh dan jorok.
Tradisi Syawalan di bagian timur Kota Semarang tepatnya di kawasan Pedurungan kembali digelar. Nama tradisinya cukup unik yaitu Kupat Jembut.
Setelah ramadan, banyak orang memperingati bulan syawal dengan berpuasa. Ada juga tradisi syawalan dengan berbagi uang dan kuliner khas, kupat jembut.
Momen perayaan Syawalan di Semarang selalu dinanti warga. Betapa tidak, di momen inilah warga menikmati kuliner kupat jembut yang hanya ada setahun sekali.
Apa itu Syawalan kupat jembut? Kenapa namanya terkesan vulgar? Simak dulu foto-foto jepretan jurnalis detikJateng Angling Adhitya Purbaya di sini.