
Puluhan Hektare Lahan Pertanian Terdampak Banjir Lahar Gunung Semeru
Sebanyak 91 hektare lahan pertanian di 8 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru.
Sebanyak 91 hektare lahan pertanian di 8 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru.
Pemkab Lumajang menetapkan status darurat bencana alam selama 14 hari hingga 2 Mei 2024. Hal ini seusai 9 kecamatan terdampak bencana alam.
Banjir lahar Gunung Semeru terjadi di Sungai Rejali, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Banjir tersebut menerjang 3 truk penambang pasir dan alat berat.
Trukangkut sengon terjebak banjir lahar Gunung Semeru di sungai Regoyo Desa Jugosari kecamatan Candipuro Lumajang. Truk milik Muhammad, warga Desa Sumber Wuluh.
Banjir lahar dari Gunung Semeru terjadi di Sungai Leprak, Lumajang, Jatim. Tak ada korban jiwa dalam kejadian di Minggu (11/9) pagi tadi.
Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjadi pukul 06.00 WIB. Dalam peristiwa tersebut ada dua alat berat milik penambang pasir yang terjebak di Sungai Leprak.
Diguyur hujan dengan intensitas tinggi di Gunung Semeru, banjir lahar kembali terjadi. Banjir lahar menerjang aliran Semeru di Besuk Lanang Desa Supit Urang.
Dua warga dan empat kerbau terjebak banjir lahar Gunung Semeru di Sungai Regoyo, Desa Bades, Kecamatan Pasirian. Mereka terjebak selama 12 jam.
Banjir lahar Gunung Semeru kembali terjadi di Lumajang. Dua warga dan empat kerbau terjebak banjir di Sungai Regoyo, Desa Bades, Kecamatan Pasirian.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan status darurat bencana Gunung Semeru akan dikaji dan ditentukan oleh jajaran Bupati Lumajang.