
Mereka Bicara Kekurangan Artidjo, dari Hakim Agung hingga Sahabat
Sebagai manusia, Artidjo Alkostar tidaklah sempurna. Kritikan pun dilontarkan, baik dari sesama hakim agung hingga sahabatnya.
Sebagai manusia, Artidjo Alkostar tidaklah sempurna. Kritikan pun dilontarkan, baik dari sesama hakim agung hingga sahabatnya.
Menjadi hakim agung, tak menyurutkan kesederhanaan Artidjo. Ia sempat ngontrak di sebuah rumah sederhana di Kwitang dengan sewa Rp 12 juta/tahun.
Artidjo Alkostar muda layaknya lelaki umumnya. Dimabuk cinta dan romantis. Tapi takdir selalu memiliki jalannya sendiri-sendiri.
Awalnya Artidjo diragukan menjadi hakim agung. Sebab, Artidjo muda merupakan aktivis jalanan yang tidak betah di kantor. Namun waktu membuktikan sebaliknya.
Artidjo telah pensiun per 22 Mei kemarin. Namun cerita fenomenalnya seakan tiada akhir. Salah satunya ia pernah menolak gajinya selama 9 kali.
Jangankan menerima kado, menerima telepon dari nomor tak dikenal pun ia tak mau. Bahkan, sesama hakim agung pun sungkan mengajaknya sekedar makan bersama.
Isu negatif menerpa Mahkamah Agung (MA) berkali-kali. Tapi, publik masih bisa menaruh harapan kala mengingat ada Artidjo Alkostar di MA.
Artidjo berharap penegak hukum di Indonesia bisa menjunjung tinggi kejujuran. Salah satunya harus berhati-hati dalam bergaul, termasuk menerima telepon.
Artidjo miris melihat koruptor merasa tak bersalah saat disorot media. Menurutnya, koruptor seharusnya meminta maaf, bukan melambaikan tangan.
Artidjo mengakui kerap mendapat ancaman selama menjadi hakim agung. Namun hal itu tidak membuatnya takut. Bahkan ancaman itu justru dinilai salah alamat.