Heru yang sudah menjadi pelanggan sejak belasan tahun terakhir menilai masakan di Rumah Makan Gulai Baung tidak pernah berubah.
"Gulai baung, baung sambal, belut sama ikan salai silais adalah menu khas di sini. Tambah lagi sambal hijau sama daun ubi," kata Heru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky pun mengakui rasa dan kualitas jadi prioritas sejak turun temurun. Di mana saat ini Rumah Makan Gulai Baung dikelola oleh ayahnya, Joenardi sebagai generasi kedua dari sang kakek.
"Paling penting soal rasa dan menu-menu wajib dengan kualitas yang kita jaga. Kita menu wajib di sini ada baung, ya sesuai namanya Gulai Baung," kata Dicky.
Diakuinya, untuk bumbu dan cara masak semua masih dilakukan secara tradisional. Salah satunya cara memeras santan dan memasak dengan tungku atau kayu bakar.
"Proses masak semua masih tradisional, meras santan peras sendiri, masak pakai kayu bakar semua. Maka orang tahu kalau makan di sini rasa masakan kampung," pria yang kini mulai berkiprah di rumah makan warisan sang kakek.
Untuk ikan baung, mereka memilih pakai ikan baung tangkapan asli dari sungai. Sebab menurutnya kalau ikan keramba itu beda bau dan rasanya. Sehingga mereka masih tetap mempertahankan ikan baung yang didapat dari sejumlah sungai di Riau.
"Alhamdulillah baung kita ini udah sampai ke luar negeri juga. Ada kadang perantau ke Malaysia, Singapura dan sebagainya pas datang mampir ke sini. Ada juga yang mereka besok mau pulang, mereka pesan paket untuk oleh-oleh," katanya.
Simak Video "Video: Heboh Pria Bermotor di Pekanbaru Ancam Pengendara Mobil dengan Pisau"
[Gambas:Video 20detik]
(ras/astj)