Anggota Ditreskrimsus Polda Sumut Bripka Berlin Parhorasan Sinaga (BPS) buka suara mengenai laporan sang istri Dian Meta Sihombing terkait Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Bripka Berlin juga membantah pernyataan Dian soal paksaan untuk menggugurkan kandungan.
"Terkait aborsi, itu nggak benar, nggak pernah," kata Bripka Berlin melalui kuasa hukumnya, Pahala Sitorus saat konferensi pers, Rabu (17/4/2024).
Pahala mengatakan Bripka Berlin dan Dian menikah pada tahun 2016. Setelah menikah kehidupan rumah tangga mereka memang selalu diwarnai dengan percekcokan. Namun, Pahala menilai pertengkaran adalah hal yang biasa dalam rumah tangga.
"Berlin itu menikah dengan Dian tahun 2016, memang mereka sering ribut, terus terjadi pertengkaran, tapi kan pertengkaran ini biasa, bunga-bunga rumah tangga," sebutnya.
Dia mengaku Berlin dan Dian saat ini memiliki tiga anak perempuan. Sebelum hamil anak ketiga, Dian dan Berlin memang sempat melakukan program hamil agar mendapatkan anak laki-laki.
Lalu, setelah program, Dian dinyatakan hamil. Namun, saat dicek, janin yang dikandung Dian itu ternyata perempuan.
Pahala mengaku Bripka Berlin tidak meminta agar anak tersebut digugurkan. Namun, Berlin hanya meminta pendapat kepada istirnya apakah anak itu tetap akan dilanjutkan.
"Jadi, tidak ada memaksa aborsi, dia hanya minta pendapat, si Berlin nanyak ke istrinya, ini anak kita perempuan mau gimana, kita teruskan program atau gimana, si istrinya bilang ya sudah, kita urus, lahirlah di bulan 7 2023," kata Pahala.
Kemudian, Pahala juga menjelaskan soal dua anak Berlin dan Dian yang dibawa oleh Berlin. Awalnya, Pahala mengatakan pada 8 Februari 2024, Berlin dan Dian terlibat pertengkaran di rumah mereka di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Saat pertengkaran itu, Pahala menyebut Dian menggigit jari tangan Berlin hingga luka-luka.
Setelah kejadian itu, Berlin pun pergi meninggalkan rumah sambil membawa anaknya yang paling kecil bersama seorang Asisten Rumah Tangga (ART) mereka menuju rumah orang tua Berlin di Kota Medan.
"Namun, esok paginya, Berlin Sinaga mengembalikan anak dan pembantunya ke rumah mereka dan dia langsung pergi tugas di Polda Sumut," ujarnya.
Lalu, pada 12 Februari 2024 malam, Berlin Sinaga dihubungi oleh sopirnya dan mengatakan bahwa istrinya hendak pergi dari rumah. Saat itu, Berlin sedang tidak berada di rumah karena tengah piket di Polda Sumut.
Selang beberapa waktu, Berlin pulang ke rumahnya. Namun, saat itu dia sudah tidak menemukan istri dan ketiga anaknya di rumah tersebut.
"Karena sudah tidak bertemu, berlin mengatakan kepada driver-nya, ya sudah tunggu saja di rumah ya biar saya balik lagi ke kantor untuk lepas piket," sebut Pahala.
Setelah piket, kata Pahala, Berlin pergi mencari keberadaan istri dan anaknya ke rumah mertuanya di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Namun, setelah beberapa kali melintas di rumah mertuanya, Berlin tidak menemukan istrinya.
Lalu, suatu ketika saat hendak memutar mobilnya, Berlin melihat mobil istrinya dengan kondisi tertutup di belakangan rumah mertuanya itu.
Berlin pun memanggil istri dan anaknya, tetapi tidak ada sahutan. Pada akhirnya, dia nekat melompati pagar rumah mertuanya itu untuk mengecek keberadaan istri dan anaknya.
"Ketika si Berlin memanggil anak dan istri, mertuanya, tidak ada respons, maka karena dia merasa itu adalah rumah mertuanya, dia lompat pagar, untuk mengetuk pintu, nggak ada respons. Lalu, dia matikan listrik, maksudnya mereka akan keluar kalau panas di dalam, tapi nggak juga ada respons. Berlin tetap bertahan ingin ketemu anaknya, tetapi mereka tidak dikasih ketemu, hanya diminta video call, kan aneh, bapaknya di teras, anaknya di rumah mau ketemu disuruh video call. Jadi, si Berlin keberatan, akhirnya karena desakan, si Berlin bisa ditemukan dengan anaknya dalam waktu singkat, itupun hanya melalui jerjak. Setelah itu dia pulang," sebutnya.
Selengkapnya di Halaman Berikutnya...
Simak Video "Video: Aksi Pria Ngelem di Depan Polda Sumut Demi Konten"
(astj/astj)