.webp)
AKBP Achiruddin mengakui dirinya meminta untuk mengambil senjata laras panjang saat Ken Admiral datang ke rumahnya. Achiruddin menyebut hal itu untuk menggertak Ken Admiral yang dilihatnya membawa stik baseball.
AKBP Achiruddin menyebut melihat benda seperti stik base baseball di mobil Ken Admiral. Meski tidak melihat dengan pasti, Achiruddin tetap meminta mengambil senjata agar Ken mengeluarkan barang yang ada di mobilnya.
"Saya ada bilang ambil senjata, tujuan saya adalah untuk mensugesti mereka supaya mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam mobil. Saya belum tahu apa yang ada di mobilnya, tapi secara kasat mata, saya melihat ada stik baseball," kata AKBP Achiruddin dalam sidang di Cakra 2 PN Medan, Senin, (17/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai mendengar penjelasan itu, Ketua Majelis Hakim Oloan bertanya kebenaran senjata api tersebut. Hakim Oloan menanyakan siapa yang diperintahkan Achiruddin untuk mengambil senjata itu.
"Kemudian siapa yang ambil senjata?" tanya hakim Oloan.
AKBP Achiruddin mengaku tidak mengetahui siapa yang mengambil senjata itu. Namun setelah penganiayaan ke Ken Admiral selesai, dia melihat senjata itu dipegang oleh Niko.
"Saya tidak tahu, tapi setelah sudah selesai, mau berjalan ke arah rumah, saya lihat si Niko," jawab AKBP Achiruddin.
Hakim Oloan kemudian bertanya kembali. Dalam pertanyaan selanjutnya, hakim Oloan memastikan terkait keterangan saksi kepada terdakwa.
AKBP Achiruddin menegaskan keterangan Ken terkait jarak senjata dengan Ken tidak sesuai.
"Ada lagi yang salah keterangan saksi?" tanya hakim Oloan.
"Senjata tidak ada jaraknya dekat dengan si Ken," jawab AKBP Achiruddin.
Tak sekali, hakim Oloan juga bertanya keterangan saksi terkait senpi yang sempat ditodongkan ke Ken. AKBP Achiruddin pun membantah keterangan itu.
AKBP Achiruddin mengatakan baik itu Ken dan keempat kawannya tidak ditodongkan senjata. Hal itu ditegaskannya dengan lokasi Ken dan teman-temannya yang berdiri berjauhan.
"Mereka bilang ditodongkan?" tanya hakim Oloan kembali.
"Tidak ada. Mereka berlima satu ada di dekat pohon, bagaimana sementara ada pagar, tidak masuk di akal, tidak ada diarahkan," tegas AKBP Achiruddin.
(afb/afb)
