Informasi dihimpun, peristiwa penganiayaan dan pengancaman itu terbongkar setelah rekan korban bersama orang tuanya dan polisi, menjemput ALP di lokasi kejadian pada Sabtu (1/9) lalu. Adapun acara diksar itu digelar sejak 29 September hingga 2 Oktober 2022.
Ibu korban, Maimunah membenarkan peristiwa yang dialami putranya itu. Korban yang usai dijemput langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Iya (benar). Saya orang tuanya. Anak saya itu cowok ya," kata Maimunah saat dihubungi detikSumut, Senin (3/10/2022).
Dugaan penganiayaan itu berawal saat korban berkomentar saat diminta uang senilai Rp 300 ribu dan bawa makanan sendiri selama acara diksar yang rencananya akan digelar di Bangka. Namun, pada kenyataannya diksar tersebut digelar di Bumi Perkemahan Gandus.
Karena tak terima dengan cuitan korban, sejumlah oknum panitia di sana menghampiri korban dan memeriksa ponsel korban. Selanjutnya, korban dianiaya, disulut rokok dan ditelanjangi oleh mereka. Bahkan, korban juga diancam agar tidak melapor kejadian tersebut ke polisi.
Saat ini, ALP sudah di rumah untuk menjalani masa pemulihan.
"Sekarang sudah di rumah, sudah agak mendingan," singkatnya.
Pihak kampus sendiri sampai kini belum bisa diminta keterangan. Humas UIN Raden Fatah, Mawardi belum merespons panggilan telepon dan pesan singkat yang dikirimkan kepadanya.
(dpw/dpw)