Cerita Horor di Tribun 12 Stadion Kanjuruhan Malang

Jawa Timur

Cerita Horor di Tribun 12 Stadion Kanjuruhan Malang

Tim detikJatim - detikSumut
Senin, 03 Okt 2022 10:13 WIB
Kerusuhan yang terjadi pada suporter sepakbola di Malang, Sabtu (1/10) menyita perhatian sejumlah masyarakat. Berikut sederet kerusuhan sepakbola yang ada di berbagai negara.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Pool)
Malang -

Pertandingan Liga 1 antara Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir tragis. 125 orang meninggal dunia setelah keributan pecah usai laga.

Dilansir detikJatim Senin (3/10/2022) salah seorang korban pada insiden tersebut. Reko Septiyan (19) menceritakan detik-detik mencekam saat keributan pecah, khususnya di Tribun 12 tempatnya menonton pertandingan.

Reko yang berasal dari Kabupaten Gresik menjadi korban luka akibat peristiwa itu. Tulang kaki kirinya patah karena terinjak-injak sehingga harus menjalani operasi di salah satu rumah sakit di Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah Reko, Faisol menceritakan peristiwa yang terjadi saat keributan pecah. Dia mengaku mendapat cerita itu dari teman-teman anaknya di tribun 12 Stadion Kanjuruhan. Tempat di mana gas air mata menghujani mereka.

Faisol menjelaskan anaknya bersama lima temannya berangkat ke Stadion Kanjuruhan Malang untuk menyaksikan dan mendukung tim kebanggaan Arema FC. Mereka naik mobil. Di sana mereka membaur bersama Aremania di tribun 12.

ADVERTISEMENT

Usai pertandingan, Faisol mendapat kabar putranya mengalami luka di kaki sebelah kiri usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Dari teman putranya, ia mendapat cerita bahwa polisi menembakkan gas air mata secara langsung ke arah tribun tempat mereka berada.

"Menurut cerita teman-teman anak saya, saat kerusuhan terjadi polisi menembakkan beberapa kali gas air mata. Salah satunya ke tribun 12, tempat anak saya menonton pertandingan," tuturnya.

Kata dia, banyak penonton yang pingsan usai polisi menembakkan gas air mata ke Tribun 12. Pekatnya asap gas air mata membuat penonton lain panik dan berdesakan mencari jalan keluar. Belum lagi, banyak penonton yang pingsan.

"Padahal yang ada di tribun itu, kan, aman-aman saja harusnya. Yang ramai, kan, di lapangan. Tapi kok yang di tribun juga ditembak gas air mata? Banyak yang pingsan karena sesak napas itu," tambah Faisal.

PSSI sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia, menurut dia harus bertanggung jawab atas insiden berdarah di Stadion Kanjuruhan Malang. Khususnya, tindakan polisi menembaki suporter dengan gas air mata langsung ke tribun, padahal ada aturan yang melarang menggunakan gas air mata di stadion saat pertandingan sepakbola.

Tembakan Gas Air Mata dari Polisi Membuat Penonton Panik. Selengkapnya di Halaman Berikutnya.....

Faisol menilai, menembakkan gas air mata kepada penonton di tribun telah melanggar undang-undang. Seharusnya polisi bisa menggunakan water canon atau mengusir suporter yang turun ke lapangan saja.

"Jadi gas air mata itu ditembak sana di tembak sini. Otomatis membuat asap gas air mata itu semakin berkumpul di tribun. Tentu hal ini membuat orang nggak bisa bernapas. Karena itulah orang-orang itu berdesakan mencari jalan keluar," tambah Faisol.

Saat penonton berupaya berlari menuju ke pintu keluar untuk mengambil napas, mereka berdesakan hingga saling dorong. Ada yang terjatuh hingga terinjak dan tertindih. Belum lagi, pintu keluar itu ternyata dalam keadaan terkunci.

"Jadi pintu keluar itu dalam keadaan terkunci. Membuat orang-orang itu jatuh, terinjak-injak hingga tertindih penonton lain. Itu yang membuat banyak korban meninggal. Ada yang kepalanya berdarah karena desakan hingga terbentur," tutup Faisol.

125 Orang Meninggal Dunia

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang sebanyak 125 orang. Data terbaru ini telah terverifikasi dengan Dinkes Malang.

"Terverifikasi yang meninggal jumlahnya dari awal diinformasi 129. Data terakhir berdasarkan pengecekan dan verifikasi dengan Dinkes jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo saat melakukan konferensi pers di Stadion Kanjuruhan Malang, seperti dikutip dari detikJatim, Minggu malam (2/10/2022).

Listyo juga menyampaikan pihaknya akan melakukan langkah lanjutan dengan tim DVI dan penyidik. Upaya yang tengah dilakukan saat ini yakni pengumpulan data dari TKP kejadian.

"Dan nanti hasilnya kami sampaikan ke masyarakat. Yang jelas, kami akan serius dan mengusut tuntas dan ke depan terkait proses penyelenggaran dan pengamanan," lanjutnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tak Terima Ditegur, Peserta Pawai Sound Horeg di Malang Serang Warga"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)


Hide Ads