.webp)
Sudah lebih dari enam jam jenazah Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat menjalani proses autopsi di RSUD Sungai Bahar, Muaro Jambi, Jambi. Setelah jenazah selesai diautopsi, keluarga meminta agar Brigadir J dimakamkan dengan upacara kepolisian.
Martin Lukas Simanjuntak, kuasa hukum keluarga Brigadir J, mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapat kepastian apakah ada upacara atau tradisi kepolisian ketika jenazah Brigadir J kembali dimakamkan.
"Memang belum ada konfirmasi ke kita soal ada rencana dimakamkan secara kemiliteran atau tidak. Yang pasti selama dua jam kami bergumul, tidak ada kepastian dimakamkan seperti apa, belum ada kepastian," ujar Martin ketika dimintai konfirmasi detikSumut Rabu (27/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, pihak keluarga, kata Martin, masih berharap agar, ketika autopsi ulang selesai, pemakaman Brigadir J dilakukan secara kedinasan. Apalagi, saat pemakaman pertama, hal itu tidak dilakukan.
"Harapan kami sebagai keluarga, korban ini kan sudah melayani negara ini, sudah melayani institusi Polri. Orang COVID-19 meninggal diberi penghargaan, orang yang gugur di medan pertempuran diberi penghargaan, ini anak kita ini sudah berjasa kepada negara, harusnya diberi penghargaan," jelasnya.
"Kita minta bantuan media naikkan #makamkanyoshuahutabaratsecarakedinasan, karena itu hak," tuturnya.
Pantauan detikSumut di depan kamar jenazah tempat Brigadir J diautopsi, terlihat sejumlah polisi berpakaian dinas. Mereka memegang senjata laras panjang seperti akan dilakukan upacara kepolisian.
Belum ada keterangan dari pihak kepolisian mengenai rencana pemakaman Brigadir J dengan upacara kepolisian atau tidak.
(astj/astj)
