Sanggar Anak Sungai Deli, Komunitas Peduli Pendidikan Kaum Marginal

Sanggar Anak Sungai Deli, Komunitas Peduli Pendidikan Kaum Marginal

Lita Amalia - detikSumut
Minggu, 30 Apr 2023 04:01 WIB
Festival SASUDE bertajuk The Dreamers pada 8 Januari 2022. (Instagram/@sasudeofficial)
Foto: Festival SASUDE bertajuk "The Dreamers" pada 8 Januari 2022. (Instagram/@sasudeofficial)
Medan -

Sanggar Anak Sungai Deli atau disebut SASUDE adalah komunitas kreatif yang dibentuk di daerah aliran Sungai Deli, tepatnya di Jalan Sei Mati. Komunitas ini berfokus untuk mengedukasi dan melatih kreatifitas anak-anak yang berlokasi di wilayah pinggiran tersebut.

SASUDE pertama kali dibentuk pada 2018 oleh sekelompok anak muda yang peduli terhadap kondisi lingkungan Sungai Deli, khususnya pendidikan anak-anak setempat. Saat ini, kegiatan SASUDE berfokus untuk meningkatkan soft skill anak-anak sanggar.

"Kegiatannya lebih kepada pengembangan minat dan bakat, literasi, keagamaan, dan pelatihan-pelatihan khusus anak remaja untuk pengembangan ekonomi seperti pelatihan barista atau buat makanan," papar Lukman Hakim, salah satu pengurus SASUDE, saat diwawancarai detikSumut Jumat lalu (27/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang, anak-anak didik SASUDE berjumlah 62 orang yang terbagi dalam beberapa kategori usia, mulai dari umur 4-16 tahun. Selain itu, Lukman juga menyebutkan bahwa kebanyakan dari anak didik tersebut hanya tamat SMA, sehingga perlu dibekali keterampilan agar bisa berkompetisi untuk ke depannya.

"Hal itu paling penting untuk adik-adik di Sungai Deli, karena mereka butuh skill untuk menghadapi masa depannya. Karena fasilitas mereka gak dapat, apalagi bicara tentang pendidikan. Mereka rata-rata tamat SMA, tamat SMA di zaman sekarang bisa jadi apa kalau gak ada skill-skill yang dibentuk," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Selama 5 tahun berjalan, SASUDE banyak dihadapkan pada kendala mulai dari kekurangan tim relawan, pendanaan, pengembangan program, hingga konflik dengan masyarakat. Bahkan persoalan mengenai tim relawan tengah dihadapi hingga saat ini.

"Sekarang ada 12 orang relawan. Lagi kekurangan namun tetap diberdayakan yang ada. Karena bicara fasilitas, harus banyak tenaga. Seperti tenaga pengajar, tenaga pengurus yang mengurus sanggar," ungkapnya.

Meskipun masih banyak kekurangan, Lukman dan kawan-kawan pengurus lain tidak pernah berkecil hati. Justru dengan melihat semangat belajar anak-anak di sanggar, para pengurus semakin termotivasi untuk terus melakukan kegiatan positif sekecil apapun.

Selain memberikan edukasi, SASUDE juga memberikan wadah bagi anak-anak untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapat. Lewat Festival SASUDE yang terselenggara tiap setahun sekali, anak-anak akan menunjukkan kebolehannya dalam bermain seni. Festival ini pun mengundang khalayak umum agar bisa menambah semangat anak-anak.

Lukman dan pengurus SASUDE lainnya menaruh harapan besar pada anak-anak sanggar. Melalui wadah kreatifitas ini, ia berharap anak-anak di pinggiran Sungai Deli bisa menapaki masa depan yang lebih baik, khususnya dalam hal pendidikan.

Artikel ini ditulis Lita Amalia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detik.com.




(nkm/nkm)


Hide Ads