Perahu Jong adalah miniatur perahu layar yang geraknya tergantung dengan arah angin. Permainan tersebut merupakan permainan tradisional di Kepulauan Riau (Kepri) yang biasanya permainan ini dilakukan oleh masyarakat nelayan saat tidak bisa melaut karena musim angin utara.
Belum pasti kapan pertama kalinya Permainan Perahu Jong ini dimainkan. Namun permainan Perahu Jong sendiri sudah dijadikan sebagai hiburan sejak masa Kerajaan Johor Pahang Riau Lingga.
"Perahu Jong banyak dimainkan oleh masyarakat di pesisir Kepulauan Riau. Perahu Jong adalah miniatur perahu layar yang geraknya tergantung dengan arah angin. Permainan ini tidak setiap waktu dimainkan ia memiliki musim tersendiri," kata Kabid Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, Muhammad Zen, Sabtu (4/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perahu Jong merupakan perahu kecil tanpa awak yang ukuran kecil. Perahu Jong yang bagus kualitasnya biasanya dibuat menggunakan kayu pulai atau metangoh dan memiliki karakteristik ringan dan mudah dibentuk.
"Dalam pembuatannya biasanya, Perahu Jong tidak menggunakan paku dalam proses pembuatannya, karena paku akan mudah berkarat dan memberatkan perahu. Dan kenapa kayu pulai metangoh karena lunak dan tidak mudah pecah saat diukir pakai pahat," jelasnya.
Perahu Jong selain berbentuk kecil, ia juga memiliki beberapa bagian penting. Bagian pertama adalah body atau badan Jong yang berfungsi sebagai dudukan layar dan gandar kater. Kedua adalah saok Jong yang berfungsi untuk membelah gelombang air yang dilewati oleh perahu. Ketiga adalah rumah kater untuk titik tumpu gandar kater, agar perahu Jong tidak karam.
![]() |
Bagian keempat adalah tutup Jong untuk menghindari perahu tidak kemasukan air. Kelima yaitu boom jeep sebagai pengikat jeep dari posisi ujung hingga 2/3 bagian atas layar. Keenam adalah layar Jong yang berguna untuk menahan angin dan membuat perahu bergerak maju dengan cepat. Ketujuh yaitu jeep, sebagai teman dari layar yang berguna untuk menampung angin pada bagian depan perahu. Dan terakhir, gandar dan anak kater yang diletakkan di bagian tengah dan berfungsi sebagai penyeimbang perahu.
Ukuran jong sendiri cukup bervariasi mulai dari panjang 50 cm hingga mencapai 2 meter. Lebar disesuaikan, biasanya sekitar 10-20 cm. Sedangkan tinggi layar disesuaikan dengan panjang. Jika ukuran panjang jong 1,5 meter maka dapat dilekatkan layar hingga mencapai ketinggian 2 meter agar dapat melaju kencang ditiup angin.
Jika dimainkan secara perorangan sebagai pengisi waktu luang atau hiburan maka tidak ada aturan khusus yang harus diikuti. Cukup dengan membawa jong ke arah laut sesuai keinginan lalu dilepaskan, sehingga jong akan melaju berlayar ke arah pantai.
"Pada prinsipnya permainan Perahu Jong ini adu kecepatan.Untuk sejarah pertama kali tidak diketahui kapan mulai dimainkan. Jadi Perahu Jong siapa yang duluan ke garis finish dengan bantuan angin maka dialah pemenangnya," ujarnya.
Menurut Zen permainan Perahu Jong biasanya dimainkan oleh berbagai umur masyarakat pesisir. Mulai dari anak-anak yang biasanya memainkan permainan itu.
"Permainan ini biasanya dimainkan masyarakat nelayan Kepri pada musim angin utara sekitar bulan Desember hingga Februari. Permainan ini untuk mengisi kekosongan masyarakat pesisir yang tidak bisa melaut. Jadi bermain permainan Perahu Jong,"sebutnya.
"Permainan ini biasanya dimainkan oleh kisaran umur belasan tahun hingga 50an tahun. Karena permainan ini butuh tenaga dan kecepatan untuk mengendalikan Perahu Jong. Kalau pak emang dewasa biasanya menggunakan kayu pulai dan metangoh. Nah kalau anak-anak Dari pelepah sagu yang kecil, biasanya dimainkan anak-anak," sebutnya.
Beberapa daerah di kabupaten kota di Kepulauan Riau memiliki cara permainan tersendiri. Seperti di Tanjungpinang di Pulau Penyengat perahu Jong dimainkan di perairan yang cukup dalam.
"Tapi di beberapa daerah bisa dimainkan seperti di pulau penyengat mainnya di areal laut dalam karena tidak ada pantai. Tapi kalau di Batam dimainkan di pesisir pantai," ujarnya.
(dpw/dpw)