Setiap daerah di Sumatera Utara punya masing-masing cagar budaya, salah satunya di Kabupaten Mandailing Natal. Bagi detikers yang sedang berkunjung ke Madina tentunya wajib untuk singgah ke cagar budaya tersebut.
Tahukah detikers, Kabupaten Madina menyimpan berbagai wisata yang akan memanjakan para pengunjung yang datang ke sana. Wisata yang disajikan di sana biasanya terdiri dari wisata alam.
Namun, siapa sangka, kabupaten yang dijuluki Bumi Gordang Sambilan itu juga banyak menyimpan tempat- tempat yang dijadikan cagar budaya. Cagar budaya itu hingga saat ini masih berdiri kokoh.
Dengan mengunjungi situs cagar budaya di Madina, detikers bisa berwisata sambil mengenal sejarah di masa lalu serta budaya-budaya menarik di Madina.
Berikut detikSumut sajikan empat cagar budaya di Madina seperti dilansir dari website resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut:
1. Rumah Multatuli
Rumah Multatuli ini terletak di ujung Kabupaten Madina tepatnya di Desa Pasar II, Kecamatan Natal. Rumah ini dulunya menjadi tempat tinggal Eduard Douwes Dekker saat dibuang ke daerah Natal pada tahun 1842 karena menentang negaranya.
Nama Multatuli diambil dari nama pena Douwes Dekker. Dia merupakan seorang pahlawan yang tulisannya mampu mengubah pandangan politik penjajah yang dengan terpaksa menerapkan "Politik Etis di Negara Jajahannya".
![]() |
2. Sumur Multatuli
Tak hanya rumah milik Eduard Douwes Dekker, sebuah sumur miliknya juga masuk sebagai cagar budaya. Sumur tersebut dibangun oleh Douwes Dekker untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya serta air minum untuk menjamu para tamunya.
![]() |
3. Meriam
Sebuah meriam besi di Desa Gunungtua Tonga, Kecamatan Panyabungan, Madina juga termasuk salam cagar budaya. Meriam itu ternyata merupakan meriam peninggalan zaman Belanda.
![]() |
4. Bagas Godang di Ulu Pungkut
Salah satu cagar budaya yang ada di Madina, yakni Bagas Godang Ulu Pungkut. Bagi masyarakat Madina, Bagas Godang merupakan sebutan untuk rumah adat suku Mandailing.
Bagas Godang ini terletak di Desa Huta Godang, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina. Rumah adat ini adalah rumah peninggalan Raja Djunjungan Lubis. Djundjungan merupakan tokoh masyarakat Mandailing yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumut.
Bagas Godang ini terbuat dari kayu dengan model rumah panggung. Bentuk rumah ini dibangun dengan arsitektur khas Mandailing. Di bagian atapnya didesain dengan model silengkung dolok yang menjadi ciri khas bangunan tua itu.
Bagas Godang ini berbentuk empat persegi yang diperkirakan berukuran 39-20 meter. Rumah ini ditopang dengan kayu-kayu besar.
Bagi masyarakat Mandailing, Bagas Godang menjadi tempat yang sakral. Dulunya, Bagas Godang itu dijadikan sebagai tempat untuk bermusyawarah atau memutuskan suatu masalah penting.
Baca juga: Yuk, Singgahi Masjid Jamik di Pangkalpinang |
(astj/astj)