6 Gereja Bersejarah di Jawa Timur yang Menjadi Cagar Budaya

6 Gereja Bersejarah di Jawa Timur yang Menjadi Cagar Budaya

Auliyau Rohman - detikJatim
Rabu, 25 Des 2024 14:35 WIB
Jemaat Gereja Merah Kota Probolinggo menunaikan ibadah Natal. Durasi doa pujian dan khotbah dipangkas sehingga lebih singkat.
Gereja Merah Kota Probolinggo. Foto: M Rofiq/detikcom
Surabaya -

Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki keragaman budaya dan agama yang luar biasa. Salah satu bukti dari keragaman tersebut adalah keberadaan gereja-gereja yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur.

Beberapa gereja di Jawa Timur memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi, sehingga menjadi cagar budaya yang harus dilestarikan. Berikut ini sejumlah gereja di Jawa Timur yang menjadi cagar budaya.

Gereja Bersejarah di Jatim

Jatim tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi menyimpan jejak sejarah melalui tempat-tempat ibadahnya. Di antara sekian banyak gereja, terdapat enam gereja bersejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gereja-gereja ini bukan hanya saksi perjalanan agama di tanah Jawa, tetapi simbol akulturasi budaya yang memukau. Mari mengenal lebih dekat kisah dan keindahan di balik setiap bangunan yang sarat akan nilai historis ini.

ADVERTISEMENT

1. Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen, Kota Surabaya

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria berada di Jalan Kepanjen No 4-6, Kota Surabaya. Gereja ini dibangun pada tahun 1899 dan menjadi gereja katolik tertua di Surabaya.

Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga menjadi simbol budaya. Bangunan berusia lebih dari 2 abad ini memiliki gaya arsitektur neo-gotik dengan kapasitas sekitar 3000 umat di bangunan utamanya.

Gereja ini juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi di Surabaya. Bersebelahan dengan sekolah SMA dan SMP, gereja ini difungsikan sebagaimana mestinya untuk ibadah misa dan ibadah Hari Besar Agama Katolik seperti Natal, Paskah, dan lain-lain.

Umat Kristiani melaksanakan kerja bakti di Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (17/3/2024). Kerja bakti dengan membersihkan semua bagian gereja  yang merupakan bangunan cagar budaya dan biasanya disebut dengan Gereja Kepanjen tersebut dilakukan dalam rangka menyambut perayaan Paskah. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria Kepanjen. Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono

2. Gereja Hati Kudus Yesus, Kota Malang

Gereja Hati Kudus Yesus berada di Jalan Kayutangan (sekarang Jl Basuki Rachmad), Kota Malang. Gereja ini didirikan sejak tahun 1897 dengan bergaya arsitektur neo-gotik.

Dari kejauhan, Gereja Kayutangan menjadi penanda Kota Malang, terutama dengan dua menaranya yang menjulang. Gereja ini juga memiliki jendela dan pintu yang besar pada dinding yang dibangun dengan konstruksi skelet.

Gereja Hati Kudus Yesus mampu menampung sekitar 3000 umat. Sekitar enam tahun lalu, pemerintah Kota Malang telah menetapkan gereja ini sebagai salah satu cagar budaya.

3. Gereja Puhsarang, Kabupaten Kediri

Gereja Puhsarang terletak Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Tempat ini rupanya memiliki sejarah yang cukup menarik.

Gereja ini tepat berada di sebelah utara Goa Maria Puhsarang. Letaknya yang berada di lereng Gunung Wilis, membuat suasana gereja ini menjadi nyaman dan damai.

Tempat ini terbilang cukup sakral. Terbukti dengan adanya tulisan Jawa dengan ejaan Belanda pada salah satu sisi patung di dalamnya.

GerejaPuhsarang sendiri dibangun pada tahun 1936 oleh arsitek dari Belanda,HenricusMaclainePont. Gereja ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya pada Agustus 2024.

Suasana kubah dan menara lonceng khas gereja Puhsarang yang bergaya arsitektur perpaduan Jawa dengan Eropa di Desa Puhsarang, Kediri, Jawa Timur, Jumat (30/8/2024). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi telah menetapkan gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1936 oleh Romo Jan Wolters CM dan dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont tersebut sebagai cagar budaya tingkat nasional. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/aww.Gereja Puhsarang Kediri. Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

4. Gereja Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Kabupaten Malang

Gereja Santa Perawan Maria Tak Bernoda telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Gereja yang keberadaannya tidak jauh dari pusat keramaian di wilayah Kecamatan Lawang ini berdiri sejak tahun 1918.

Gereja yang juga memiliki nama lain Gereja Jago ini dibangun oleh arsitek C Smiths yang kemudian diberkati oleh Pastor Malang H J A P Van Meerwijk. Tempat ini memiliki arsitektur dengan gabungan unsur budaya Jawa, Bali, dan Kolonial.

Gereja Santa Perawan Maria Tak Bernoda diresmikan sebagai cagar budaya pada Desember 2018. Penetapan tersebut berbarengan dengan Gereja Hati Kudus Yesus.

5. Gereja Merah atau GPIB Immanuel, Kota Probolinggo

Gereja Merah hanya ada dua di dunia. Selain di Kota Probolinggo, gereja ini juga berada di Den Haag Belanda. Gereja Merah juga dikenal dengan Gereja Protestan Jemaat Immanuel (GPIB).

Gereja Merah adalah salah satu bangunan yang cukup bersejarah di Kota Probolinggo. Melansir situs resmi Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Gereja merah adalah peninggalan Belanda yang tetap lestari sampai saat ini. Lokasinya berada di tengah kota, tepatnya di Jalan Suroyo No 32 Kelurahan Tisnonegaran.

Gereja ini didirikan seorang pendeta bernama Pattiradjawane. Pembangunan tersebut dilakukan saat era kepemimpinan Bupati Meijer (bupati pertama Probolinggo) pada 1862. Gereja Merah Probolinggo menggunakan konstruksi baja dengan ornamen luar berwarna merah.

Warna tersebut memiliki makan sendiri. Jemaat Gereja MerahProbolinggo meyakini warna merah sebagai lambang darah Yesus Kristus yang tumpah untuk menyelamatkan dosa-dosa umat manusia.

gereja merah di probolinggoGereja Merah atau GPIB Immanuel di Probolinggo. Foto: (M rofiq/detikTravel)

6. Gereja Santo Antonius Padova, Kota Pasuruan

Gereja Katolik St Antonius Padua (saat ini Gereja Katolik St Antonius Padova) merupakan salah satu gereja terbesar yang ada di Kota Pasuruan. Bangunan ini masuk dalam kategori cagar budaya sejak tahun 2015.

Gereja ini awalnya dibangun oleh seorang pengusaha asal Belanda bernama Alexander Manuel Anthonijs. Bangunan ini pun diresmikan sebagai gereja pada 28 Juli 1895.

Gereja Katolik St Antonius Padova memiliki daya tampung kurang lebih 1000 jemaat. Selain itu, gereja ini hanya ada satu lantai.




(auh/irb)


Hide Ads