Tepuk Tepung Tawar, Tradisi Raja-Raja Melayu yang Tak Hilang Digerus Zaman

Riau

Tepuk Tepung Tawar, Tradisi Raja-Raja Melayu yang Tak Hilang Digerus Zaman

Raja Adil Siregar - detikSumut
Selasa, 07 Jun 2022 08:23 WIB
Tradisi tepuk tepung tawar.
Tradisi tepuk tepung tawar. (Foto: Raja Adil Siregar/detikSumut)
Pekanbaru -

Jemaah haji asal Indonesia mulai berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji. Gelombang keberangkatan dan kepulangan jemaah haji ini akan terus berlangsung hingga Agustus mendatang.

Bagi jemaah haji yang tinggal di Sumatera, terutama etnis Melayu, ada satu tradisi yang tak terlewatkan. Trasidi ini dilakukan saat melepas keberangkatan jemaah ke Tanah Suci, sebagai bentuk ucapan syukur seraya melantunkan doa-doa. Namanya tradisinya, tepung tawar atau di Riau dikenal dengan Tepuk Tepung Tawar.

Tradisi tepuk tepung tawar menjadi agenda penting bagi masyarakat Melayu di Riau. Tradisi itu masih ada dan dilestarikan sebagai wujud syukur dari raja-raja terdahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk orang Melayu, tradisi tepung tawar adalah 'wajib'. Terutama saat acara pernikahan, khitanan, aqiqah, pengukuhan adat, naik haji hingga menempati rumah baru.

"Tepuk Tepung Tawar itu maknanya adalah memberikan doa selamat. Ini untuk semua, apakah pengantin Melayu, khitan atau juga acara adat," terang Mak Andam, Yusnizam saat berbincang dengan detiksumut, kemarin.

ADVERTISEMENT

Sebagai pengasuh pengantin dan acara adat Melayu, Yusnizam menyebut Tepuk Tepung Tawar tradisi adat Melayu sejak zaman raja-raja. Salah satu contohnya yakni raja-raja yang baru naik tahta wajib tepung tawar.

Tepuk tepung tawar sendiri dilakukan oleh tokoh-tokoh adat dan kerabat dekat. Tidak terkecuali pejabat atau pimpinan dari adat Melayu itu sendiri.

Pelaksanaan tepung tawar sendiri tercatat ada sejumlah bahan yang wajib ada. Bahan itu mulai dari beras kunyit, beras putih, beras bertih, air wangi dan bunga rampai.

"Lima bahan itu wajib ada. Tapi sekarang untuk air wangi itu banyak diganti dengan bedak, tujuannya agar baju dari pengantin atau yang di Tepung Tawar tidak kotor dan basah," kata wanita paruh baya yang akrab disapa Cik Kabut.

Kelima bahan tersebut memiliki makna khusus. Beras kunyit sebagai simbol dari adat Melayu yang kental berwarna kuning sekaligus agar diberi kemurahan rezeki.

Selanjutnya beras putih yang bermakna kesucian. Lalu beras bertih yang bermakna kemakmuran.

Selain itu ada pula soal bunga rampai yang bermakna kemakmuran. Termasuk air wangi yang maknanya adalah penyejuk hati orang yang ditepuk tawari.

"Ada 5 makna dalam bahan itu, sama dengan 5 waktu salat. Semua ada makna masing-masing," katanya.

Cik Kabut rak membantah bahwa tradisi tepuk tepung tawar adalah tradisi raja-raja terdahulu. Tradisi itulah yang masih ada sejak saat ini dan terus dilestarikan.

"Dahulu itu juga untuk raja-raja Melayu. Itu raja-raja Melayu simbol tepuk tepung tawar, naik tahta juga pakai Tepuk Tepung Tawar, ada tamu kehormatan dan mau beri gelar ada juga pakai Tepuk Tepung Tawar," kata Cik Kabut.

Prosesi dan Tata Cara Tepuk Tepung Tawar

Tradisi tepuk tepung tawar.Tradisi tepuk tepung tawar. Foto: Raja Adil Siregar/detikSumut

Prosesi tepuk tepung tawar sendiri dilakukan dengan mengambil daun untuk percikan. Daun itu diikat dan dicelupkan ke bahan-bahan yang sudah disiapkan untuk dipercikkan ke tangan yang ditepung tawari.

Selanjutnya orang yang melakukan tepuk tepung tawar mengambil beras kunyit, beras putih, beras bertih dan bunga rampai untuk ditaburkan pada orang yang sedang menjalani prosesi adat sambil membaca solawat.

Setelah selesai, penepuk tepung tawar mengatur sembah dengan mengangkat tangan. Yang peling penting, jumlah orang yang ditunjuk untuk penepuk tepung tawar adalah ganjil jumlahnya.




(ras/dpw)


Hide Ads