Mengintip Ritual Penusur Sira di Dokan Art Festival

Mengintip Ritual Penusur Sira di Dokan Art Festival

Goklas Wisely - detikSumut
Minggu, 29 Mei 2022 15:09 WIB
Ritual Penusur Sira di Dokan Art Festival.
Ritual Penusur Sira di Dokan Art Festival. (Foto: Istimewa)
Karo -

Rumah Karya Indonesia (RKI) menggelar Dokan Art Festival (DAF) kelima pada 26 hingga 27 Mei 2022 lalu. Festival ini adalah agenda tahunan yang diselenggarakan untuk mengenalkan tradisi adat Karo kepada publik.

Festival tersebut diselenggarakan di Desa Wisata Dokan, Kabupaten Karo. Desa Dokan adalah salah satu desa wisata yang memiliki rumah adat Karo sebagai objek wisata.

"Melalui festival ini kita mendorong transfer pengetahuan tentang tradisi -tradisi lisan mengenai budaya kultural adat Karo untuk diketahui oleh orang banyak," kata Ramanta Sinulingga selaku Direktur DAF, Minggu (29/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramanta menjelaskan tiap tahun, pihaknya menampilkan tema yang berbeda. Tahun ini, pertunjukan besar digelar ialah Penusur Sira yang merupakan ritual tradisional masyarakat Karo.

"Ritual Penusur Sira merupakan suatu kepercayaan masyarakat Dokan yang mempercayai adanya garam yang menjadi pelindung desa. Perwujudannya, garam itu diletakkan di ujung atap paling atas rumah adat," jelasnya.

Ramanta menjelaskan, seluruh masyarakat setempat turut berpartisipasi dalam ritual Penusur Sira tersebut. Pihak yang bertugas untuk mengambil garam ialah anak beru (perempuan) dan yang berhak membuka garam adalah Simantek Kuta yakni marga Ginting.

ADVERTISEMENT

Ritual Penusur Sira dipercaya dapat menjadi pertanda hal baik dan buruk terhadap desa. Pada saat garam sudah diturunkan akan dilihat posisi garam yang ada di dalam.

"Menurut kepercayaan masyarakat Dokan, jika garam yang diturunkan posisinya tertidur maka menandakan bahwa desa akan aman. Tetapi ketika posisi garam berdiri maka itu pertanda hal buruk akan datang ke desa," sebutnya.

Ramanta memaparkan bahwa ritual Penusur Sira itu dilakukan karena masyarakat Dokan telah melewati bencana COVID-19. Maka dilakukanlah ritual Penusur Sira untuk melihat apakah ada pertanda baik atau buruk ke.depannya.

"Selain COVID-19 tujuan dilakukan ritual Penusur Sira ini adalah untuk meningkatkan solidaritas dan mempererat hubungan masyarakat kembali," tutupnya.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads