Tradisi Tepung Tawar untuk Willie Salim: Ini Arti, Fungsi, dan Caranya

Tradisi Tepung Tawar untuk Willie Salim: Ini Arti, Fungsi, dan Caranya

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Selasa, 25 Mar 2025 08:30 WIB
Tradisi tepung perdamaian Palembang.
Ilustrasi tradisi tepung tawar di Palembang (Foto: Situs Warisan Budaya Takbenda Kemdikbud RI)
Palembang -

Kesultanan Palembang Darussalam mendesak Willie Salim untuk melakukan tradisi tepung tawar usai kontroversi konten rendang 200 kilogram yang hilang dianggap melukai hati warga Palembang.

Permintaan itu disampaikan secara resmi dalam Maklumat Sikap Palembang Darussalam YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Fauwaz Diradja melalui postingan Instagram yang diunggah akun @gegenta pada Minggu, 24 Maret 2025.

Willie Salim mendapatkan lima poin desakan melalui pernyataan sikap Kesultanan Palembang Darussalam. Salah satunya adalah melakukan tradisi tepung tawar ritual adat masyarakat Melayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa orang masih asing dengan tradisi tersebut dan mencari ingin tahu fungsi serta tujuannya? Berikut detikSumbagsel berikan penjelasan lengkap terkait tradisi tepung tawar mulai dari arti, fungsi, hingga cara pelaksanannya.

Apa Itu Tradisi Tepung Tawar?

Tradisi tepung tawar merupakan bagian dari kebudayaan lokal yang masih berkembang di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tradisi dilakukan sebagai bentuk menghindari malapetaka atau kemalangan. Seperti dijelaskan dalam Jurnal Sejarah dan Budaya berjudul Eksistensi Tradisi Tepung Tawar sebagai Warisan Budaya Lokal Palembang karya Syarifuddin, Wanada Rezeki, dan Umi Kalsum.

ADVERTISEMENT

Referensi Data Kemdikbud menyebutkan tradisi tepung tawar termasuk bagian dari adat istiadat masyarakat, ritus, serta bagian dari perayaan. Tradisi ini telah ditetapkan secara resmi melalui SK Penetapan Nomor 372/M/2021. Ada tiga jenis tradisi tepung tawar yakni untuk tolak balak, pernikahan, dan perdamaian.

Dalam adat Palembang, ketika seseorang menimbulkan konflik yang tidak bisa diredam dengan toleransi hingga berujung pertikaian atau bebala, maka ia wajib melakukan tepung tawar perdamaian sebagai jalan untuk menyelesaikan perselisihan.

Fungsi Tradisi Tepung Tawar

Berdasarkan sumber jurnal di atas, tradisi ini sudah ada sejak dahulu yang berfungsi sebagai alat kontrol sosial dan penyelesaian konflik di tengah kehidupan masyarakat. Esensi dari pelaksanaannya adalah perdamaian sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak yang bermasalah.

Menurut Etnolog Belanda George Alexander Wilken mendeskripsikan tepung tawas sebagai sarana menyucikan bumi sehingga dibersihkan dari kejahatan, perdamaian yang rusak dipulihkan, serta rasa keadilan yang tersinggung didamaikan.

Seseorang yang berkelahi akan menimbulkan perasaan marah, dendam, sakit hati yang berkecamuk. Dengan melakukan tradisi tepung tawar, perasaan tersebut dapat hilang (masyarakat lokal menyebutnya tawar) sehingga tidak terasa lagi.

Konon, jika tidak dilakukan akan menyebabkan kedua belah pihak berkelahi secara terus-menerus bahkan sepanjang hidup. Istilahnya itu 'haus darah' yang berarti akan ada keinginan untuk bertikai tanpa henti.

Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Tawar Tepung

Tawar tepung telah ada sejak masa silam hingga dipertahankan sampai sekarang. Bahkan menjadi peraturan oleh Kapolri yang tertuang dalam Perkap Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat. Adapun tata cara pelaksanaan tradisi ini sebagai berikut:

1. Pihak yang menimbulkan masalah wajib datang ke kediaman orang yang merasa dilukai.

2. Membawa makanan sebagai simbol perdamaian, seperti:

  • Ketan kunyit ayam panggang
  • Kembang 7 warna
  • Kue-kue tradisional Palembang

3. Perdamaian terjadi ketika makanan yang dibawa diterima oleh pihak yang merasa dilukai.

4. Kemudian makan tersebut disantap bersama-sama antara kedua belah pihak.

5. Acara di akhir dengan doa mengharapkan permasalahan yang terjadi tidak terulang lagi di kemudian hari.

Syarat makanan yang dibawa dalam tradisi membuat orang berfikir berulang kali untuk terlibat perkelahian. Selain itu, tujuan utamanya adalah untuk menjalin tali silaturahmi yang renggang dengan mengutamakan penyelesaian perselisihan melalui musyawarah damai atau disebut denda tepung tawar.

Demikian itulah arti dari tradisi tepung tawar lengkap dengan fungsi dan juga tata cara pelaksanaannya. Semoga bermanfaat, ya.




(mep/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads