Transaksi digital di Sumut terus merangkak naik hingga triwulan II 2024 ini. Tercatat, transaksi keuangan elektronik mencapai 47,43 juta kali dan didominasi oleh sektor mikro
"Transaksi nontunai di Sumut tumbuh positif, pertumbuhan transaksi keuangan elektronik mencapai 19,21% atau sebanyak 47,43 juta kali transaksi," ungkap Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut IGP Wira Kusuma dalam acara Medan Digifestival, Sabtu (17/8/2024).
Wira juga menyebutkan bahwa transaksi QRIS di Sumut mencapai 657% secara YoY atau 72,59 juta kali transaksi. Sementara itu dari sisi merchant, tercatat sudah ada sebanyak 1,27 juta merchant. "Merchant yang paling mendominasi itu dari sektor mikro sebanyak 58%," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian dari sisi pengguna, BI Sumut mencatat ada 2,49 juta pengguna QRIS atau tumbuh 42,24%.
Walaupun tumbuh pesat, Wira menyebutkan bahwa infrastruktur dan literasi masyarakat turut menjadi tantangan dalam percepatan transaksi digital hingga ke pelosok daerah.
Tak hanya itu, maraknya kasus judi online di tengah masyarakat juga menjadi tantangan BI untuk dapat memberikan edukasi maupun perlindungan konsumen.
"Infrastruktur dan literasi masyarakat yang sempurna menjadi tantangan bagi kita. Salah satu tantangan lainnya juga ada kejahatan cyber dan judi online yang menjadi perhatian nasional dan menjadi tantangan yang harus kita jawab sebagai otoritas yang terkait transaksi digital," kata Wira.
"Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu penguatan sinergi dalam rangka edukasi dan perlindungan konsumen di era digital ini dengan menggerakkan seluruh elemen," lanjutnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni menyebutkan bahwa pihak pemerintahan harus juga melek terhadap digital. Ia pun menyebutkan kini pemerintah juga mengubah transaksi menjadi digital.
Sementara itu, ia pun mengakui bahwa infrastruktur menjadi tantangan yang harus diselesaikan. Ia pun meminta semua pihak untuk turut berkolaborasi.
"Perkembangan teknologi begitu pesat dan kita harus ikuti. Pemda juga harus mengikuti perkembangan ini dan mengubahnya menjadi transaksi digital. Namun tentu ada keterbatasan seperti infrastruktur, SDM itu juga menjadi kendala. Tapi upaya terus kita lakukan salah satunya melakukan sosialisasi seperti Medan Digifestival ini. Sosialisasi tidak hanya muda tapi juga yang tua," pungkasnya.
(astj/astj)