Dewan Kopi Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) melihat adanya penurunan stok dan produksi kopi di Sumut secara signifikan. Hal ini diduga lantaran cuaca ekstrim yang belakangan ini terjadi.
Ketua Dewan Kopi Indonesia Perwakilan Sumut, Ujiana Sianturi mengungkapkan bahwa dirinya mendapat banyak laporan terkait permasalahan produksi kopi di beberapa daerah seperti Samosir, Dairi dan Pakpak Bharat.
"Masalah cuaca ekstrim ini menyebabkan sebanyak 65 persen kopi para petani mengalami biji kopinya busuk di dalam sehingga mengakibatkan gagal panen," ungkap Ujiana, Minggu (7/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat ini pihaknya belum bisa memastikan jumlah stok ketersediaan biji kopi.
Selain itu, Ujiana juga menyebutkan bahwa petani Dairi juga saat ini membutuhkan perawatan pohon kopi untuk mengatasi jamur yang menjadi penyakit bagi pohon kopi.
Dampingan perawatan ini diharapkan agar kopi tersebut bisa berbunga dan otomatis akan menghasilkan buah yang berkualitas.
"Lalu ada keluhan dari Pakpak Bharat, petaninya mengeluhkan daun kopinya menguning, dan masih banyak keluhan dari daerah penghasil kopi lainnya," ujarnya.
Sementara itu, untuk ekspor, Ujiana mengatakan bahwa Sumut punya peluang untuk mengembangkan industri pengolahan kopi didukung dengan bahan baku yang harusnya memadai.
"Oleh sebab itu perlu upaya strategis dari hulu ke hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan kapasitas produksi supaya bisa memenuhi pasar lokal dan ekspor," ucap Ujiana.
(bpa/bpa)