Petani di Ponorogo Terancam Gagal Panen Akibat Tanggul Jebol

Petani di Ponorogo Terancam Gagal Panen Akibat Tanggul Jebol

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 22 Jan 2025 14:30 WIB
Sawah warga Ponorogo yang terendam banjir akibat tanggul jebol
Sawah warga Ponorogo yang terendam banjir akibat tanggul jebol (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Sejumlah tanggul di Ponorogo jebol akibat hujan deras pada Selasa (21/1) sore. Salah satunya terjadi di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon. Kondisi ini membuat sebagian petani mengalami kerugian karena sawah mereka terendam banjir, yang berpotensi menyebabkan gagal panen.

Rustamaji, seorang petani di Desa Bringinan mengungkapkan, sawah miliknya terendam banjir akibat tanggul jebol. Ia khawatir akan mengalami gagal panen jika kondisi ini berlangsung selama tiga hari ke depan.

"Kalau airnya cepat surut ya bisa diselamatkan (tanaman padi), kalau enggak ya bisa gagal panen. Mudah-mudahan bisa selamat lah, biar kami nggak rugi," kata Rustamaji kepada wartawan, Rabu (22/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Sekretaris Desa Bringinan, Jemirin menyebut, akibat jebolnya lima titik tanggul, sekitar 25 hektare lahan padi di desanya terendam banjir. Kerusakan terparah terjadi di tanggul sepanjang 10 meter yang berada di timur balai desa.

"Penyebabnya karena imbas penanaman rumput gajah di pinggir sungai. Kemudian, karena curah hujan tinggi, debit airnya naik akhirnya jebol," ujar Jemirin.

ADVERTISEMENT

Jemirin menjelaskan, kejadian tanggul jebol hampir selalu terjadi setiap tahun akibat derasnya debit air sungai. Meski sudah ada bantuan penanganan dari BPBD, tanggul tersebut kembali jebol.

"Rata-rata di sini tanamannya padi. Ini nanti biasanya kita target tiga hari, bila tanamannya sudah tampak, biasanya masih ada harapan," tambah Jemirin.

Ia menyebut, padi yang terendam air rata-rata berumur 1 hingga 1,6 bulan. Namun, jika air tidak segera surut dalam tiga hari, petani dipastikan akan mengalami gagal panen.

Hal serupa juga terjadi di Desa Purworejo, Kecamatan Balong. Partun, salah satu petani, mengaku pasrah setelah empat kotak sawah padi miliknya terendam banjir.

"Ada empat kotak sawah yang kebanjiran ini. Baru ditanam, baru dikasih pupuk juga, gimana lagi, ya terancam gagal panen," ujar Partun.

Kepala Desa Purworejo, Didik Subagio menjelaskan, akibat tanggul jebol di wilayahnya, ada sekitar 30 hektare sawah padi yang terendam banjir. Dampaknya, banyak petani mengalami gagal panen.

"Di desa kami ada sekitar 30 hektare lahan persawahan yang terdampak, mengakibatkan gagal panen. Kalau ditotal dengan desa lain seperti Tatung, Sedarat, dan lainnya ya sekitar 200 hektare," papar Didik.

Didik menambahkan, tanaman padi yang terendam air rata-rata berumur satu bulan. Biaya tanam per kotak mencapai sekitar Rp 1 juta. Sehingga, kerugian yang dialami petani mencapai ratusan juta rupiah.

"Satu hektare itu kan tujuh kotak. Kalau satu kotak saja membutuhkan biaya tanam sekitar Rp 1 juta, ya tinggal dikalikan saja, kerugiannya ya bisa ratusan juta rupiah," pungkas Didik.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads