Sekitar 50 warga terjebak di hutan saat banjir yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), kini telah dievakuasi. Selama di hutan, mereka bertahan hidup dengan memakan nangka yang masih muda.
Para warga tersebut terjebak di hutan sejak Selasa (25/11) dan baru dievakuasi secara mandiri pada Kamis (27/11).
Keluarga korban bernama Rosmawati Zebua mengatakan bahwa dari keterangan adiknya, sejak menyelamatkan diri ke hutan tersebut, keluarganya dan puluhan warga lainnya hanya bisa menahan lapar karena tidak ada makanan yang bisa dimakan. Banjir bandang yang tiba-tiba terjadi membuat mereka tidak sempat untuk membawa pasokan makanan.
"Kalau dari saat kejadian (Selasa) sampai besoknya (hari Rabu) nggak makan sama sekali," kata Rosmawati, Selasa (2/12/2025).
Pada keesokan harinya, rasa lapar yang sudah tidak tertahan lagi membuat warga pun mencari tumbuhan yang bisa untuk dimakan. Saat itu, tumbuhan yang tersedia hanya nangka muda.
"Kata adik saya, mereka makan nangka muda yang besarnya sebiji kelereng, dipanggang, itulah mereka makan. Hanya itu yang ada di hutan itu. Minumnya nggak tahu lagi, mungkin air hujan itu, nggak ada di situ minum," jelasnya.
Rosmawati sebelumnya mengatakan ada anak abangnya yang masih berusia tiga bulan turut diboyong saat menyelamatkan diri ke hutan itu. Setelah berhari-hari, bayi tersebut harus menahankan dinginnya di hutan. Setelah dievakuasi, kondisi bayi tersebut sempat memprihatinkan.
"Puji tuhan selamat, sudah sempat kritis, nggak nangis lagi, mungkin masuk angin, menyusui dari ibunya juga nggak ada karena nggak makan itu," jelasnya.
Rosmawati mengatakan kabar bahwa orangtuanya telah dievakuasi itu baru diterima Rosmawati pada Minggu (30/11).
Untuk mendapatkan kabar tersebut, adiknya harus mencari jaringan hingga ke Kecamatan Pandan, karena jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut masih putus.
"Mereka keluarnya itu hari Kamis katanya adik saya, baru bisa komunikasi dengan saya hari Minggu, adik saya nyari jaringan ke Pandan," jelasnya.
Simak Video "Video WALHI Sumut Sayangkan Tak Ada Status Darurat Bencana Nasional Sumatera"
(afb/afb)