Tradisi Perayaan Maulid Nabi SAW di Indonesia, Kuah Beulangong-Bungo Lado

Devi Setya - detikSumut
Jumat, 05 Sep 2025 04:01 WIB
Foto: Ilustrasi. Kuah Beulangong di Sabang. (Agus Setyadi/detikTravel)
Jakarta -

Kelahiran Rasulullah SAW menjadi hal yang istimewa bagi umat Islam, termasuk di Indonesia. Momen Maulid Nabi SAW diperingati setiap bulan Rabiul Awal.

Di Indonesia, masyarakat muslim memiliki tradisi unik memperingati Maulid Nabi SAW. Di Aceh, ada tradisi kuah beulangong yakni masyarakat akan bergotong-royong mengolah masakan tradisional, di Padang Pariaman ada tradisi Bungo Lado, sementara mayoritas muslim di Sulawesi menggelar kegiatan Rammang-Rammang.

Dikutip detikHikmah dari buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan yang ditulis Puji Rahayu, tradisi Maulid Nabi SAW yang digelar bukan sekadar seremonial semata, namun mengandung makna yang mendalam. Peringatan ini jadi gambaran bahwa umat Islam begitu mencintai Rasulullah SAW.

Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

Dilansir detikHikmah, berikut ini tradisi Maulid Nabi SAW di berbagai daerah di Indonesia.

1. Kuah Beulangong di Aceh

Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak kuah beulangong, masakan khas berbahan daging sapi atau kambing dengan bumbu rempah khas. Proses memasak dilakukan dalam kuali besar (belanga) sehingga bisa menghasilkan ratusan porsi dalam sekali pengolahan.

Yang menarik, tradisi memasak kuah beulangong ini dikerjakan oleh kaum laki-laki sebagai bentuk filosofi kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Masakan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur.

2. Bungo Lado di Padang Pariaman

Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, tradisi Bungo Lado masih dilestarikan hingga kini. Keluarga membuat pohon hias yang diberi daun khusus sebagai simbol kebahagiaan. Pohon ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial.

3. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta

Tradisi Grebeg Maulud identik dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi mulai dari padi hingga sayur dan buah-buahan Acara dimulai dengan tumplak wajik, yaitu upacara dan pemukulan kentongan sebagai tanda dimulainya persiapan gunungan.

Gunungan kemudian diarak menuju Masjid Agung dan didoakan. Setelah itu, masyarakat berebut isi gunungan karena dipercaya membawa berkah. Tradisi ini melibatkan masyarakat luas dan menjadi bagian dari budaya keraton.

4. Baca Kitab Al-Barzanji di Jepara

Tradisi Maulid di Jepara diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji, dilanjutkan tausiyah dan doa bersama. Tradisi ini menekankan pada penguatan iman serta pembelajaran nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Agama Islam untuk Disiplin Ilmu Budaya karya Fadlil Munawwar, salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui amalan keagamaan membaca maulid.

5. Mengarak Telur di Banyuwangi

Tradisi unik di Banyuwangi adalah mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada batang pisang dan wadah berisi nasi lauk. Setelah diarak ke masjid, telur dan hidangan didoakan, lalu dibagikan untuk disantap bersama.

6. Keresan di Mojokerto

Di Mojokerto, tradisi maulid dikenal dengan Keresan, yakni masyarakat memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantung. Tradisi ini mirip panjat pinang dan menjadi ajang kebersamaan masyarakat.



Simak Video "Video: 61 Perahu Hias Tradisional Rayakan Maulid di Maros"


(mjy/mjy)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork