- Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW 1. Tradisi Ketupat di Sampang, Madura 2. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta 3. Kuah Beulangong di Aceh 4. Baayun Mulud di Kalimantan Selatan 5. Bungo Lado di Padang Pariaman 6. Baca Kitab Al-Barzanji di Jepara 7. Bale Saji di Bali 8. Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan 9. Sholawat Nabi di Lombok 10. Mengarak Telur di Banyuwangi 11. Keresan di Mojokerto 12. Sebar Udikan di Madiun
Maulid Nabi SAW diperingati setiap bulan Rabiul Awal. Momen kelahiran Rasulullah SAW ini menjadi hal yang istimewa bagi umat Islam, termasuk di Indonesia.
Masyarakat muslim Indonesia memiliki tradisi unik yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi SAW. Di Aceh, masyarakat akan bergotong-royong mengolah masakan tradisional bernama kuah beulangong, sementara mayoritas muslim di Sulawesi menggelar kegiatan Rammang-Rammang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan yang ditulis Puji Rahayu, gelaran tradisi Maulid Nabi SAW ini bukan sekedar seremonial semata namun mengandung makna yang mendalam. Peringatan ini menjadi gambaran bahwa umat Islam begitu mencintai Rasulullah SAW.
Berikut rangkuman tradisi Maulid Nabi SAW di berbagai daerah di Indonesia:
Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Tradisi Ketupat di Sampang, Madura
Di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, perayaan maulid Nabi Muhammad SAW ditandai dengan pembuatan ketupat dari janur (daun kelapa muda). Ketupat ini kemudian dibawa bersama-sama oleh warga ke pondok pesantren terdekat.
Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga simbol gotong royong, penghormatan kepada ulama, serta rasa syukur masyarakat Madura. Doa dan shalawat yang dipimpin oleh para kiai semakin memperkuat makna spiritual tradisi ini.
2. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta
Tradisi Grebeg Maulud identik dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi mulai dari padi hingga sayur dan buah-buahan Acara dimulai dengan tumplak wajik, yaitu upacara dan pemukulan kentongan sebagai tanda dimulainya persiapan gunungan.
Gunungan kemudian diarak menuju Masjid Agung dan didoakan. Setelah itu, masyarakat berebut isi gunungan karena dipercaya membawa berkah. Tradisi ini melibatkan masyarakat luas dan menjadi bagian dari budaya keraton.
3. Kuah Beulangong di Aceh
Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak kuah beulangong, masakan khas berbahan daging sapi atau kambing dengan bumbu rempah khas. Proses memasak dilakukan dalam kuali besar (belanga) sehingga bisa menghasilkan ratusan porsi dalam sekali pengolahan.
Yang menarik, tradisi memasak kuah beulangong ini dikerjakan oleh kaum laki-laki sebagai bentuk filosofi kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Masakan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur.
4. Baayun Mulud di Kalimantan Selatan
Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan melaksanakan tradisi Baayun Mulud, yaitu mengayun bayi sambil membaca syair maulid. Tradisi ini melambangkan rasa syukur atas kelahiran Nabi sekaligus doa agar anak-anak tumbuh sehat dan penuh berkah.
5. Bungo Lado di Padang Pariaman
Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, tradisi Bungo Lado masih dilestarikan hingga kini. Keluarga membuat pohon hias yang diberi daun khusus sebagai simbol kebahagiaan. Pohon ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial.
6. Baca Kitab Al-Barzanji di Jepara
Tradisi Maulid di Jepara diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji, dilanjutkan tausiyah dan doa bersama. Tradisi ini menekankan pada penguatan iman serta pembelajaran nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW.
Dikutip dari buku Agama Islam untuk Disiplin Ilmu Budaya karya Fadlil Munawwar, salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui amalan keagamaan membaca maulid.
7. Bale Saji di Bali
Di Bali, masyarakat mengarak Bale Saji, hiasan berupa bunga, telur, dan kertas yang melambangkan kehidupan serta kelahiran. Bale Saji kemudian didoakan bersama sebagai simbol rasa syukur atas rahmat Allah SWT.
8. Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan
Tradisi ini dirayakan dengan mengarak paket makanan menggunakan puluhan perahu di sungai. Acara ini dilengkapi dengan ribuan telur hias sebagai simbol keberkahan. Tradisi ini sekaligus wujud syukur masyarakat atas nikmat alam, terutama sungai sebagai sumber kehidupan.
9. Sholawat Nabi di Lombok
Masyarakat Lombok memperingati Maulid dengan pembacaan shalawat Nabi dan syair Al-Barzanji. Setelah itu, diadakan lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung. Tradisi ini memperkuat rasa kebersamaan serta cinta kepada Rasulullah.
10. Mengarak Telur di Banyuwangi
Tradisi unik di Banyuwangi adalah mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada batang pisang dan wadah berisi nasi lauk. Setelah diarak ke masjid, telur dan hidangan didoakan, lalu dibagikan untuk disantap bersama.
11. Keresan di Mojokerto
Di Mojokerto, tradisi maulid dikenal dengan Keresan, yakni masyarakat memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantung. Tradisi ini mirip panjat pinang dan menjadi ajang kebersamaan masyarakat.
12. Sebar Udikan di Madiun
Masyarakat Madiun merayakan maulid dengan tradisi Sebar Udikan, yaitu menyebarkan uang koin di halaman rumah warga. Koin yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah diperebutkan oleh peserta. Tradisi ini melambangkan kedermawanan dan rasa syukur.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
BPJPH Dorong Kesiapan Industri Nonpangan Sambut Kewajiban Sertifikasi Halal