12 Tradisi Perayaan Maulid Nabi SAW di Indonesia

12 Tradisi Perayaan Maulid Nabi SAW di Indonesia

Devi Setya - detikHikmah
Kamis, 04 Sep 2025 15:30 WIB
Warga antre mengambil menu kuliner tradisional kuah beulangong daging sapi pada perayaan kenduri Nuzulul Quran di Desa Doy Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Senin (17/3/2025). Menu kuliner tradisional khas Aceh kuah beulangong yang dimasak secara gotong royong untuk sajian berbuka puasa pada peringatan Nuzulul Quran 1446 Hijriah itu telah menjadi tradisi dan dibagikan kepada warga desa terutama keluarga fakir, miskin, dan anak yatim. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/rwa.
ilustrasi peringatan Maulid Nabi SAW di Aceh Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Jakarta -

Maulid Nabi SAW diperingati setiap bulan Rabiul Awal. Momen kelahiran Rasulullah SAW ini menjadi hal yang istimewa bagi umat Islam, termasuk di Indonesia.

Masyarakat muslim Indonesia memiliki tradisi unik yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi SAW. Di Aceh, masyarakat akan bergotong-royong mengolah masakan tradisional bernama kuah beulangong, sementara mayoritas muslim di Sulawesi menggelar kegiatan Rammang-Rammang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan yang ditulis Puji Rahayu, gelaran tradisi Maulid Nabi SAW ini bukan sekedar seremonial semata namun mengandung makna yang mendalam. Peringatan ini menjadi gambaran bahwa umat Islam begitu mencintai Rasulullah SAW.

Berikut rangkuman tradisi Maulid Nabi SAW di berbagai daerah di Indonesia:

ADVERTISEMENT

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Tradisi Ketupat di Sampang, Madura

Di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, perayaan maulid Nabi Muhammad SAW ditandai dengan pembuatan ketupat dari janur (daun kelapa muda). Ketupat ini kemudian dibawa bersama-sama oleh warga ke pondok pesantren terdekat.

Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga simbol gotong royong, penghormatan kepada ulama, serta rasa syukur masyarakat Madura. Doa dan shalawat yang dipimpin oleh para kiai semakin memperkuat makna spiritual tradisi ini.

2. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta

Tradisi Grebeg Maulud identik dengan arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi mulai dari padi hingga sayur dan buah-buahan Acara dimulai dengan tumplak wajik, yaitu upacara dan pemukulan kentongan sebagai tanda dimulainya persiapan gunungan.

Gunungan kemudian diarak menuju Masjid Agung dan didoakan. Setelah itu, masyarakat berebut isi gunungan karena dipercaya membawa berkah. Tradisi ini melibatkan masyarakat luas dan menjadi bagian dari budaya keraton.

3. Kuah Beulangong di Aceh

Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan memasak kuah beulangong, masakan khas berbahan daging sapi atau kambing dengan bumbu rempah khas. Proses memasak dilakukan dalam kuali besar (belanga) sehingga bisa menghasilkan ratusan porsi dalam sekali pengolahan.

Yang menarik, tradisi memasak kuah beulangong ini dikerjakan oleh kaum laki-laki sebagai bentuk filosofi kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Masakan ini kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk syukur.

4. Baayun Mulud di Kalimantan Selatan

Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan melaksanakan tradisi Baayun Mulud, yaitu mengayun bayi sambil membaca syair maulid. Tradisi ini melambangkan rasa syukur atas kelahiran Nabi sekaligus doa agar anak-anak tumbuh sehat dan penuh berkah.

5. Bungo Lado di Padang Pariaman

Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, tradisi Bungo Lado masih dilestarikan hingga kini. Keluarga membuat pohon hias yang diberi daun khusus sebagai simbol kebahagiaan. Pohon ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai bentuk kepedulian sosial.

6. Baca Kitab Al-Barzanji di Jepara

Tradisi Maulid di Jepara diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji, dilanjutkan tausiyah dan doa bersama. Tradisi ini menekankan pada penguatan iman serta pembelajaran nilai-nilai keteladanan Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Agama Islam untuk Disiplin Ilmu Budaya karya Fadlil Munawwar, salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui amalan keagamaan membaca maulid.

7. Bale Saji di Bali

Di Bali, masyarakat mengarak Bale Saji, hiasan berupa bunga, telur, dan kertas yang melambangkan kehidupan serta kelahiran. Bale Saji kemudian didoakan bersama sebagai simbol rasa syukur atas rahmat Allah SWT.

8. Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan

Tradisi ini dirayakan dengan mengarak paket makanan menggunakan puluhan perahu di sungai. Acara ini dilengkapi dengan ribuan telur hias sebagai simbol keberkahan. Tradisi ini sekaligus wujud syukur masyarakat atas nikmat alam, terutama sungai sebagai sumber kehidupan.

9. Sholawat Nabi di Lombok

Masyarakat Lombok memperingati Maulid dengan pembacaan shalawat Nabi dan syair Al-Barzanji. Setelah itu, diadakan lomba dan arak-arakan mengelilingi kampung. Tradisi ini memperkuat rasa kebersamaan serta cinta kepada Rasulullah.

10. Mengarak Telur di Banyuwangi

Tradisi unik di Banyuwangi adalah mengarak ratusan telur yang ditancapkan pada batang pisang dan wadah berisi nasi lauk. Setelah diarak ke masjid, telur dan hidangan didoakan, lalu dibagikan untuk disantap bersama.

11. Keresan di Mojokerto

Di Mojokerto, tradisi maulid dikenal dengan Keresan, yakni masyarakat memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantung. Tradisi ini mirip panjat pinang dan menjadi ajang kebersamaan masyarakat.

12. Sebar Udikan di Madiun

Masyarakat Madiun merayakan maulid dengan tradisi Sebar Udikan, yaitu menyebarkan uang koin di halaman rumah warga. Koin yang jumlahnya mencapai belasan juta rupiah diperebutkan oleh peserta. Tradisi ini melambangkan kedermawanan dan rasa syukur.




(dvs/lus)
Maulid Nabi

Maulid Nabi

109 konten
Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi satu hari besar Islam yang jatuh pada September 2024. Peristiwa penting dalam sejarah Islam ini dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads