Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah tradisi di masyarakat Indonesia. Segala macam tradisi peringatan digelar dengan meriah saat 12 Rabiul Awal tiba. Tak terkecuali pembacaan doa.
Disadur dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Nabi Muhammad SAW lahir hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi. Sang Khatamul Anbiya' lahir pada tahun yang sama dengan serangan Abrahah beserta bala tentaranya.
Terdapat beberapa peristiwa menakjubkan saat Nabi Muhammad SAW lahir. Salah satunya adalah padamnya api suci kaum Majusi yang telah menyala dalam waktu lama. Selain itu, berhala-berhala pun terjungkal.
Momen kelahiran sang rasul diperingati secara luas di Indonesia. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya, kapan pertama kali Maulid Nabi SAW itu digelar? Mengingat, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat tak pernah melakukannya. Cek uraiannya di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Diringkas dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat, berdasar catatan Nuruddin Ali, orang yang pertama kali memerintahkan perayaan Maulid Nabi adalah Khaizuran. Ia adalah ibu dari Musa al-Hadi dan al-Rasyid.
Kala itu, Khaizuran yang merupakan sosok berpengaruh di Dinasti Abbasiyah sebagai istri Khalifah al-Mahdi, memerintahkan penduduk Madinah merayakan maulid di Masjid Nabawi. Tak hanya Madinah, ia juga memerintahkan hal yang sama kepada penduduk Mekkah.
Bedanya, di Mekkah, Khaizuran meminta penduduknya untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW di rumah-rumah mereka. Tujuan perintah ini adalah membuat bangsa Arab terkhusus dan umat Islam secara umum terinspirasi atas teladan Rasulullah SAW.
Keterangan lain disebut oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa dalam buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah. Dijelaskan bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Bani Ubaid al-Qaddakh atau biasa dikenal sebagai al-Fathimiyyun.
Berkata al-Imam Ahmad bin Ali al-Miqrizi:
"Para Khalifah Fathimiyyah mempunyai perayaan yang bermacam-macam setiap tahunnya. Yaitu perayaan Tahun Baru, perayaan Asyura, Maulid Nabi, Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid al-Hasan, Maulid al-Husain, Maulid Fatimah az-Zahra, dan Maulid Khalifah. Perayaan Awal Rajab, Awal Syaban, Nisfu Syaban, Awal Ramadhan, Pertengahan Ramadhan, dan Penutupan Ramadhan..." (al-Mawaizh wal I'tibar bi Dzikril Khuthathi wal Atsar 1/490).
Terkhusus di Irak, yang memelopori perayaan Maulid Nabi SAW adalah Syaikh al-Mushil Umar Muhammad al-Mula pada abad ke-6 Hijriah. Kegiatan tersebut diikuti oleh Raja Muzhaffar Abu Sa'id al-Kaukaburi pada abad ke-7 Hijriah.
Moch Yunus dalam tulisannya, Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia), menjelaskan teori berbeda. Diterangkan bahwa tradisi Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh khalifah Dinasti Fathimiyyah bernama Mu'iz li Dinillah yang memerintah tahun 341 Hijriah.
Perayaan Maulid Nabi SAW kemudian sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Amir al-Juyusy. Namun, saat Amir li Ahkamillah berkuasa tahun 524 Hijriah, Maulid Nabi kembali jadi peringatan yang marak.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Tradisi Peringatan Maulid Nabi SAW
Dari ujung timur hingga barat Indonesia, terdapat banyak sekali tradisi peringatan Maulid Nabi SAW yang dilakukan masyarakat. Berikut beberapa di antaranya:
1. Sekaten di Jogja
Di Jogja, dikenal tradisi bernama Sekaten yang dilangsungkan selama 7 hari dari tanggal 5 hingga 11 Rabiul Awal. Dirujuk dari Dinas Kebudayaan DIY, sekaten punya banyak pemaknaan. Salah satunya diambil dari kata 'sekati' yang berarti satu kata.
Sekaten dimulai dengan dibunyikannya gamelan pusaka. Prosesi dilanjutkan dengan upacara udhik-udhik. Gamelan kemudian dipindahkan ke halaman Masjid Gedhe disusul pembacaan riwayat Maulud Nabi Muhammad SAW. Puncak acaranya adalah tradisi Grebeg Maulud.
2. Endhog-endhogan di Banyuwangi
Masyarakat Banyuwangi punya cara tersendiri memperingati Maulid Nabi SAW, yakni melalui Endhog-Endhogan. Dikutip dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, warga akan membuat replika telur berukuran raksasa untuk kemudian diarak berkeliling.
Menariknya, bukan hanya satu replika saja, tetapi ribuan pohon telur (jodhang) turut dibawa berkeliling. Selain pawai, tradisi Endhog-Endhogan juga diiringi pembacaan sholawat, barzanji, dzikir, serta doa-doa. Iringan rebana, musik Islami, dan lantunan sholawat mengiringi pawai hingga tuntas.
3. Rolasan di Kebumen
Pendudukan Desa Pejengkolan, Kebumen, punya tradisi Maulid Nabi bernama Rolasan. Disadur dari laman resmi SDIT Al-Furqon Jakarta, penduduk desa tersebut akan berkumpul sembari membawa makanan tradisional, seperti opak dan nasi gilig. Tradisi ini mencerminkan semangat gotong-royong yang kuat.
4. Bungo Lado di Padang Pariaman
Menurut keterangan dari Jurnal Jecco bertajuk 'Makna Tradisi Bungo Lado dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW' oleh Mutia Shandy dkk, bungo lado adalah pohon hias yang punya daun berupa uang. Uang dari bungo lado tersebut kemudian disumbangkan untuk keperluan-keperluan masjid.
Uang di bungo lado berasal dari sumbangan masyarakat sekitar. Setiap pohon bisa memiliki nilai uang hingga 10 juta rupiah! Pohon hiasan ini mengandung makna mendalam berupa simbol rasa syukur, doa, dan kesuburan. Kehadiran tradisi ini juga memperkuat ikatan antarwarga.
Bacaan Doa Maulid Nabi Muhammad SAW
Dikutip dari laman NU Lampung, salah satu cara memperingati Maulid Nabi SAW adalah banyak berdoa dengan doa yang pernah dibaca Rasulullah. Di antaranya adalah:
Doa #1
اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: "Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan." (QS Ali Imran: 27)
Doa #2
اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عٰلِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ اَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْ مَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Artinya: "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan." (QS Az-Zumar: 46)
Doa #3
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: "Ya Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kenaikan di akhirat, dan lindungilah kamu dari azab neraka." (QS al-Baqarah: 201)
Doa #4
رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِۙ، وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
Artinya: "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan." (QS al-Mu'minun: 97-98)
Doa #5
رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ
Artinya: "Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan." (QS Al-Anbiya': 112)
Nah, itulah uraian lengkap mengenai sejarah, tradisi peringatan, dan doa-doa Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga bermanfaat!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Siapa yang Menentukan Gaji dan Tunjangan DPR? Ini Pihak yang Berwenang
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan