.webp)
BMKG melakukan hujan buatan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Danau Toba. Hujan buatan dilakukan mulai 26-31 Juli 2025.
"Memasuki hari ketiga modifikasi cuacA sudah terjadi hujan di sebagian kawasan utara Toba, selatan Toba, dan sebagian kecil di wilayah Samosir. Untuk modifikasi cuaca itu perlu potensi awan dan angin, kemarin potensi awan dan angin tidak mencakup seluruh Toba ya jadi kita lakukan upaya sehingga hujan masih sebagian," ungkap Kepala BBMKG Wilayah I Hendro Nugroho kepada detikSumut, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Nugroho menyebutkan bahwa suhu udara di kawasan Danau Toba tergolong cukup baik untuk pembentukan awan, lebih rendah dibanding suhu di Kota Medan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses penyemaian untuk percobaan hujan buatan dilakukan mulai tanggal 26 Juli 2025 dengan melakukan 2 kali sorti (penyemaian), kemudian pada 27 Juli dilakukan 3 kali sorti.
"Suhu udara untuk kawasan Toba normal ya tidak sampai seperti di Medan yang sampai 38 derajat celcius. Suhu di Toba itu sekitar 30-32 derajat, cukup bagus untuk mendukung pertumbuhan awan di Toba. Kita coba lakukan pada tanggal 26 Juli itu 2 kali penyemaian menggunakan penerbangan, kemudian tanggal 27 Juli kita lakukan 3 kali penyemaian. Nah, hari ini mudah-mudahan kita dapat 3-4 penyemaian," ujarnya.
Selama percobaan hujan buatan, Hendro menyebutkan bahwa volume air hujan di kawasan Toba bekisar antara 0,5-50 mm. Namun, ia menyebut pembentukan awan di kawasan Danau Toba masih kurang optimal.
"Kawasan utara Danau Toba itu berkisar 0,5-20 mm dan sebelah selatan Toba itu berkisar 20-50 mm, tetapi di kawasan Samosir masih sedikit berkisar 0,5-20 mm. Ini yang terjadi hujan," ucap Nugroho.
(mjy/mjy)
