.webp)
Ribuan rumah di Rumbai, Kota Pekanbaru, sudah sepekan terendam banjir. Akibatnya, lebih dari 2.800 kepala keluarga terdampak dan harus mengungsi.
Pantauan di lokasi Jumat (7/3/2025), banjir merendam sejak sepekan terakhir. Air mulai naik merendam ribuan rumah di daerah Rumbai dan paling parah di Jalan Nelayan.
Tenda pengungsian terlihat mulai banyak didirikan di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Begitu juga dapur umum milik Polda Riau dan instansi terkait.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga terlihat mulai dievakuasi dari pemukiman yang terendam hingga dada orang dewasa. Termasuk anak-anak dan lansia dievakuasi oleh personel Polda Riau.
Herawati misalnya, dia terpaksa dibopong keluar setelah rumah di Jalan Sri Gunting terendam. Bahkan air nyaris menyentuh ke atap rumah.
"Hari ini makin tinggi, Habis semua sudah terendam, hanya bisa selamatkan barang-barang untuk tidur di tenda," kata Herawati.
Bersama anak dan suami, Herawati telah mengungsi selama 3 malam di tenda. Ia awalnya bertahan karena banyak barang-barang di rumah yang dikhawatirkan akan hilang.
"Kemarin bertahan karena takut barang-barang hilang. Tapi ini semuanya sudah terendam," kata wanita berusia 74 tahun tersebut.
Kepala BPBD Pekanbaru, Zarman Candra mengatakan air terus naik sejak 6 hari terakhir. Bahkan, jumlah warga terdampak terus bertambah.
"Warga terdampak perkiraan dari 2.000 ke 2.800. Namun terus meningkat karena air meluas, jadi data sementara sekitar 2.800 kepala keluarga (KK)," kata Zarman, Jumat (7/3/2025).
Zarman mematikan kedalaman air di lokasi banjir bervariasi. Ada yang debit air 30 cm, 50 cm hingga 150 cm atau sekitar dada orang dewasa.
"Dampak terendam sudah hampir seminggu. Sejak tanggal 24 itu sudah mulai tinggi air, rata-rata ada se dada orang dewasa," kata Zarman.
(astj/astj)
