Bobby Sampaikan Angka Prevalensi Stunting di Kota Medan Turun Signifikan

Bobby Sampaikan Angka Prevalensi Stunting di Kota Medan Turun Signifikan

Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak - detikSumut
Rabu, 22 Mei 2024 00:30 WIB
Wali Kota Medan Bobby Nasution saat acara soal stunting di Medan Belawan
Foto: Wali Kota Medan Bobby Nasution saat acara soal stunting di Medan Belawan (Istimewa)
Medan -

Wali Kota Bobby Nasution mengungkap bahwa angka prevalensi stunting Kota Medan kini tercatat sebesar 5,8 persen. Hal tersebut diumumkan Bobby dalam acara Rembuk Stunting Tingkat Kota Medan serta penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting di Kota Medan.

Bobby mengatakan data tersebut terungkap dalam kegiatan Penilaian Kerja Penurunan Stunting di Tingkat Provinsi. Adapun perwakilan Pemkot Medan yang hadir dalam kegiatan tersebut yakni Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman.

"Beberapa hari lalu, Pak Wakil Wali Kota bersama Bappeda hadir dalam kegiatan Penilaian Kerja Penurunan Stunting di Tingkat Provinsi Sumut. Alhamdulillah, kini angka prevalensi stunting di Kota Medan ini tercatat sebesar 5,8 persen," kata Bobby Nasution, Senin (20/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bobby mengatakan bahwa upaya penurunan prevalensi stunting di Kota Medan harus dilakukan oleh semua perangkat daerah. Sebab, komitmen untuk menuntaskan permasalahan stunting benar-benar sangat dibutuhkan, terutama seribu hari pertama anak-anak pasca dilahirkan.

"Di tahun 2024 ini, kita harus terus berkomitmen menuntaskan permasalahan stunting di Kota Medan. Oleh karenanya kita harus bisa memastikan bagaimana tumbuh kembang anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) tidak terkendala apapun. Dengan demikian cita-cita Indonesia Emas tahun 2045 dapat terwujud melalui sumber daya manusia (SDM)-nya sendiri," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya sekadar sebagai kegiatan seremonial, Bobby berharap seluruh stakeholder bersama-sama berperan menyelesaikan permasalahan stunting di Kota Medan.

"Kepada lurah dan camat penting kiranya mengetahui apa yang akan dilakukan. Kolaborasi dengan stakeholder sehingga target yang telah disepakati dapat tercapai. Saya juga berharap kepada seluruh stakeholder untuk terus ikut serta bersama-sama menyelesaikan permasalahan stunting di Kota Medan," harapnya.

Untuk diketahui, jika angka prevalensi stunting di Kota Medan terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2021 angka pravelansi stunting tercatat sebesar 19,9 persen dan di tahun berikutnya kembali turun hingga kini mencapai 5,8 persen.

"Berdasarkan data yang ada, angka stunting di Kota Medan dari tahun 2021 hingga 2024 terus mengalami penurunan yang sangat signifikan. Di tahun 2021, angka prevalensi stunting sebesar 19,9 persen. Kemudian turun menjadi 15,4 persen di tahun 2022 dan turun lagi di tahun 2023 menjadi 5,8 persen," demikian tertulis diunggahan Pemkot Medan dilihat detikSumut, Selasa (21/5)

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Medan sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kota Medan, Aulia Rachman menyampaikan stunting adalah kondisi gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi kronis di 1.000 HPK, serta panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku.

"Permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tapi harus terintegrasi dengan program lainnya. Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya stakeholder yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas," ungkap Aulia.

Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Christina Hotmaria Simanjuntak, Mahasiswa Peserta Magang Merdeka di detikcom.




(mjy/mjy)


Hide Ads