.webp)
"Kondisi di sana kalau kita bilang sangat memprihatinkan. Air bersih tidak ada, pasokan makanan harus disupport dari desa-desa sekitar mereka seperti Kwala Besar, Langkat. Kemudian sumur bor tidak ada, jadi kondisinya saat ini masih sangat memprihatinkan," ungkap Protection Associate Oktina Hafanti, Jumat (5/1/2024).
Terkait hal ini, Oktina menyebut jika pihaknya saat ini mencoba untuk berkoordinasi kepada pemerintah untuk mendapatkan bantuan kepada para pengungsi Rohingya.
"Kami mencoba memohon kepada pemerintah untuk mungkin setidaknya digeser akses bantuan kepada mereka itu bisa cepat," ujarnya.
Sementara itu, Oktina menyebutkan bahwa pihaknya sudah berada di lokasi pengungsian sejak hari pertama. Ia juga bersyukur pihak pemerintah turut menolong para pengungsi.
"Pada hari pertama UNHCR sudah ada di tempat dan kami juga support makanan, Alhamdulillah dibantu oleh Pemkab Deliserdang dan Pemerintah Provinsi, jadi memang kita ikut saja dengan pemerintah," tutur Oktina.
Lanjutnya, Oktina menyebut bahwa saat ini tercatat ada 83 pengungsi yang sudah memiliki kartu UNHCR. Namun, pihaknya akan melakukan pendataan lanjutan terhadap para pengungsi.
"Data kami yang sudah ada kartu itu 83 orang, tapi tentu saja harus kami registrasi sedetail mungkin cuma karena keterbatasan akses kesana, maka kita melakukan Pre-registrasi dulu nanti kami akan lajukan registrasi lanjut," ucapnya.
(mjy/mjy)
