Berjanggut panjang dan lebat yang berwarna putih. Memakai topi berbentuk corong dengan warna merah dan putih. Badannya agak besar dan selalu ditampilkan suka memberi hadiah kepada anak-anak. Itulah Sinterklas. Tokoh pemberi hadiah kepada anak-anak kala Natal tiba.
Sinterklas sendiri telah menjadi tokoh yang ikonik saat Natal. Di berbagai perayaan Natal, selalu ada Sinterklas.
Namun tahukah detikers bahwa Sinterklas merupakan tokoh cerita rakyat yang telah ada sejak abad ketiga masehi? Bagi detikers yang ingin tahu tentang Sinterklas berikut sejarah lengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Sinterklas
Dikutip dari laman Universitas STIKOM, Santa atau sebutan lain untuk Sinterklas adalah tokoh fiktif dari cerita rakyat di Eropa. Santa digambarkan menyerupai seperti Nikolaus dari Myra (kini bagian dari Demre, Turki).
Nikolaus sendiri adalah orang Yunani kelahiran Asia Minor. Dirinya lahir pada abad ketiga masehi di kota Patara, kota pelabuhan di Laut Mediterania.
Diceritakan Nikolaus lahir dari keluarga Kristen. Adapun nama orangtuanya adalah Epiphanius dan Johanna. Di lain versi, nama orangtua Nikolaus adalah Theophanes dan Nonna.
Dulunya ibu Nikolaus adalah seorang perempuan yang tidak pernah memiliki anak. Namun karena doa-doa yang dilantunkan ibunya, Tuhan memberikan Nikolaus dalam kandungan.
Nikolaus sejak kecil merupakan anak yang saleh dan baik hati. Hal itu membuatnya pada umur ke-18 tahun menjadi pastor.
Nikolaus dikenal karena kebaikannya sebagai uskup yang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin. Peringatan Sinterklas sendiri dirayakan di seluruh dunia setiap tanggal 6 Desember.
Saat memberikan hadiah kepada anak-anak, Santa selalu ingin tak terlihat. Diceritakan Santa kerap membantu dengan memberikan hadiah melalui sebuah cerobong asap tiap pemilik rumah.
Di ujung cerobong asap itu tergantung sebuah kaos kaki. Sehingga hadiah yang diberikan Santa melalui cerobong asap selalu masuk ke dalam kaos kaki.
Cerita itu pun sampai kini masih dipercayai. Pasalnya timbul kepercayaan jika Santa datang dari cerobong asap saat malam hari. Meletakan hadiah kepada anak-anak di kaos kaki yang telah digantung.
Nama Santo Nikolaus pun mendunia pasca ceritanya tersebar ke seluruh dunia. Bagi pelaut, anak-anak, tahanan, tuna susila, dan profesinya lainnya, Nikolaus dianggap sebagai Santo pelindung.
Santa Menurut Budaya Negara Eropa
Cerita Santa di berbagai Eropa berkembang pesat. Beberapa cerita tentang Santa pun mengalami perubahan. Seperti di Belanda, Santa Nikolaus lebih sering disebut dengan De Goede Sint.
Dalam membagikan hadiah-hadiah, Santa dibantu oleh oleh seseorang bernama Zwarte Piet. Digambarkan Zwarte Piet memiliki sifat yang kasar dan sering memukul anak-anak dengan sebuah tongkatnya.
Selama membantu Santa, Zwarte ditugaskan untuk menjadi navigasi ke rumah tiap anak yang akan diberikan hadiah. Zwarte juga orang yang meletakan hadiah kepada anak-anak di kaus kaki yang digantung di dinding dekat cerobong asap.
Di Amerika sendiri, nama Santo Nikolaus berubah menjadi Santa Claus. Di dalam cerita masyarakat Amerika, Santa tidak memakai pakaian uskupnya karena telah hilang.
Bahkan Santa digambarkan seperti seorang pelaut Belanda. Digambarkan Santa mengenakan baju dingin berwarna hijau dan mempunyai pipa rokok.
Kemudian di daerah Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia, tempat-tempat di mana bangsa Viking dulu berada menjelaskan jika Santo Nikolaus digambarkan menggunakan sebuah Kambing Yule yang memiliki tanduk. Santa digambarkan berpakaian abu-abu dan topi merah. Bersama kambingnya itu dia membagikan hadiah-hadiah kepada anak-anak.
(nkm/nkm)