.webp)
Streetball sebagai variasi olahraga bola basket yang terbebas dari aturan konvensional sangat banyak digemari di negara-negara benua Amerika. Ternyata, geliat olahraga ini tak kalah memikat di Kota Medan.
Peraih 6 kali All Star Streetball, Maulana Siregar atau kerap disebut Lana, menuturkan streetball di Medan pada mulanya berkembang pada 20 tahun yang lalu. Kemunculan streetball saat itu dibarengi dengan sebuah komunitas bernama Medan Streetball.
"Mungkin ya kalau dibilang sejarahnya itu pertama kali 2003 kami yang memulai streetball bola basket di Medan. Dulu komunitas pertama kali di Medan namanya Medan Streetball," kata Lana kepada detikSumut, Sabtu, (16/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai pembentukan Medan Streetball, Lana mengaku streetball semakin di perhitungan di Medan. Dia pun akhirnya memilih untuk membuat komunitas streetball yang bernama Universal Streetball.
Penamaan itu diambilnya dari sisi streetball yang mengedepankan permainan bola basket yang bebas dan tak kaku.
"Setelah itu aku bangun sendiri komunitas Universal Streetball," jelasnya.
Lana menuturkan alasan streetball digemari karena fleksibel. Para pemain streetball terikat aturan permainan bakset. Sehingga bisa melakukan eksplorasi gerakan-gerakan baru.
"Ketertarikannya mungkin gini ya, kita gak terikat dengan klub. Terikat dengan peraturan-peraturan yang ada di Perbasi. Nah streetball itu lebih fleksibel. Jadi emang banyak orang yang suka streetball karena dengan dia main streetball, dia bisa kerja, dia bisa berkeluarga," akunya.
Tepat pada 2005, geliat streetball semakin membesar. Hal itu ditandai ketika Kota Medan akhirnya berkompetisi di LA Lights Streetball
"Dan 2005 baru ada kompetisi streetball yang masuk ke kota Medan," terangnya.
Namun streetball di Medan sempat mengalami masa-masa sulit. Periode tersebut terjadi ketika pandemi melanda.
Kendati demikian, anak-anak muda di Medan tak pesimistis. Usai pencabutan pandemi dan aktivitas kembali normal, streetball kembali menyala.
Hal itu diyakini dengan bertambahnya komunitas streetball di Medan. Hingga kini Lana menyebutkan telah ada 25 komunitas streetball seperti Universal Streetball, Polonia Ballstar, Balsem Hoopers, dll.
"Kalo perkembangan streetball di Medan, pelan-pelan lebih membaik. Karena komunitas-komunitas terus bertambah. Jadi teman-teman terus update gerakan-gerakan streetball yang baru. Karena lumayan lama juga itu kan stop dari Covid. 20, 25 mungkin ada. Semenjak Covid ini aktif kembali kan. Jadi buat komunitas-komunitas baru," bebernya.
Meski diminati cukup banyak oleh anak-anak muda di Medan, olahraga satu ini masih minim perhatian pemerintah. Namun Lana dan para pemain streetball mengaku tidak masalah akan hal itu. Sebab yang terpenting bagi Lana masih bisa bermain streetball.
(afb/afb)
