- 1. Menghidupkan Malam Idul Adha dengan Beribadah
- 2. Memperbanyak Takbir
- 3. Mandi Sebelum Salat Id
- 4. Memakai Pakaian Terbaik dan Berpenampilan Rapi
- 5. Menggunakan Wewangian
- 6. Tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha
- 7. Menunaikan Salat Sunah Idul Adha
- 8. Mengambil Jalan yang Berbeda ketika Pergi dan Pulang Salat
- 9. Saling Memberi Ucapan Selamat
- 10. Berkurban
Hari Raya Idul Adha sudah berada di depan mata. Ini menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk memperkokoh ikatan dengan Sang Khalik.
Selain kewajiban penyembelihan hewan kurban, terdapat pula serangkaian amalan sunah yang dapat dilakukan sebelum melaksanakan salat Idul Adha maupun setelahnya. Sudah tahu apa saja?
Merujuk berbagai sumber, berikut detikSumut sajikan amalan-amalan sunnah Hari Raya Idul Adha. Simak artikel ini sampai habis, ya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Menghidupkan Malam Idul Adha dengan Beribadah
Kebiasaan masyarakat Indonesia saat malam perayaan Id adalah jalan-jalan, bermain kembang api, ataupun tidur. Ini sebenarnya mubah. Namun, detikers dapat mengisi malam Idul Adha dengan hal yang lebih bermanfaat.
Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa orang yang menghidupkan malam hari raya Id dengan beribadah, misalnya membaca Al-Qur'an, berzikir, beristigfar, dan berdoa, kelak hatinya tidak akan mati di saat hati orang lain telah mati.
"Siapa yang menghidupkan malam Idul Fitri dan Idul Adha karena mengharap pahala dari Allah, hatinya tidak akan mati pada hari semua hati itu mati." (HR. Ibnu Majah, no. 1782)
Dilansir Rumaysho, Al-Hafizh Abu Thahir, Al-Bushiri, dan Al-'Iraqi dalam takhrij Al-Ihya' mengatakan bahwa sanad hadis tersebut daif alias lemah. Begitu pula yang dikatakan Imam Nawawi.
Kendati demikian, Imam Syafi'i tetap menganjurkan umat Islam untuk menghidupkan malam hari raya Id. Sebab, hadis tersebut hanya menjelaskan soal keutamaan sebuah amal. Untuk amalannya sendiri, karena masih baik, tidak masalah apabila dikerjakan.
2. Memperbanyak Takbir
Amalan sunah Idul Adha berikutnya adalah memperbanyak takbir. Takbir Idul Adha ada dua macam, takbir mutlak dan takbir muqayyad (dikerjakan tiap selesai salat). Untuk takbir yang dikerjakan tiap usai salat, pelaksanaannya dimulai sejak Subuh Hari Arafah (9 Zulhijah) sampai hari Tasyrik terakhir (13 Zulhijah).
Dalam hadis dari Abdullah bin Umar RA, Rasulullah juga menganjurkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahlil, dan tahmid di sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.
"Tiada hari yang lebih agung dan amal pada hari-hari tersebut yang lebih disukai oleh Allah melebihi sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Zulhijah). Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.'' (HR. Ahmad, no. 5446 dan 6154, sahih menurut Ahmad Syakir).
Dikutip dari buku Panduan Shalat Sunah & Shalat Khusus oleh Dr. Sa'id bin Ali bin Wahaf Al-Qahthani, bacaan singkat takbiran Idul Adha adalah dengan membaca "Allahu Akbar" sebanyak tiga kali berturut-turut.
Di samping itu, detikers juga dapat mengamalkan lafaz bacaan takbiran Idul Adha yang lebih panjang berikut ini:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: "Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore hari. Kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya dengan memurnikan beragama karena-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak suka. Tidak ada Tuhan selain Allah semata yang membuktikan janji-Nya, yang menolong hamba-Nya, dan yang mengalahkan sekutu sendirian. Tidak ada Tuhan selain Allah."
3. Mandi Sebelum Salat Id
Apakah detikers selama ini selalu mandi tiap sebelum menunaikan salat Id? Nah, itu termasuk salah satu sunah Nabi, lo!
Dikutip dari buku Fikih Ibadah Madzhab Syafi'i karya Syekh DR. Alauddin Za'tari, hadis dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Rasulullah SAW biasanya mandi pada hari raya Id.
Sanad hadisnya sendiri dinilai daif, tetapi diperkuat oleh hadis dari Nafi' yang menyatakan bahwa Abdullah bin Umar biasa mandipada hari raya Idul Fitri sebelum ia berangka ke tempat salat.
Waktu pelaksanaan mandi sunah ini cukup fleksibel. detikers dapat mandi di pagi harinya sebelum menunaikan salat Idul Adha.
4. Memakai Pakaian Terbaik dan Berpenampilan Rapi
Selain mandi, dilansir detikHikmah, umat Islam juga dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik serta berpenampilan rapi dan bersih.
Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata bahwa Nabi SAW memakai serban buatan Yaman (yakni Burd Hibrah) yang indah pada setiap Hari Raya." (HR Syafi'i & Baghawi)
Ibnu Qayyim turut mengemukakan bahwa Rasulullah kerap memakai pakaian terbaik saat hari raya Id. Ia bahkan punya sepasang pakaian khusus untuk dikenakan saat salat dua Hari Raya dan salat Jumat.
5. Menggunakan Wewangian
Hasan ash-Shibti meriwayatkan, "Rasulullah SAW menyuruh kami agar pada dua Hari Raya memakai pakaian yang terbaik, memakai minyak wangi yang paling harum, dan berkurban dengan hewan yang paling baik." (HR Hakim, dianggap daif oleh Azdi, tetapi Ibnu Hibban menganggapnya bisa dipercaya).
6. Tidak Makan Sebelum Salat Idul Adha
Satu amalan sunah Hari Raya Idul Adha paling populer di tengah masyarakat adalah perihal tidak makan sebelum menunaikan salat Idul Adha. Anjuran ini berdasarkan hadis dari Abdullah bin Buraidah yang berbunyi,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat salat Id pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari salat Id baru beliau menyantap hasil kurbannya." (HR. Ahmad 5: 352, hasan menurut Syekh Syu'aib Al Arnauth).
Namun, laman Rumaysho menerangkan, sunah ini hanya berlaku bagi mereka yang berkurban di hari itu. Sebab, konteksnya adalah orang yang berkurban tidak makan sebelum salat Idul Adha supaya ia menyantap hasil sembelihan kurbannya.
Adapun bagi orang yang tidak berkurban, Imam Ahmad, dinukil oleh Ibnu Qudamah, mengatakan, tak masalah jika ingin makan terlebih dahulu sebelum pergi salat Idul Adha.
7. Menunaikan Salat Sunah Idul Adha
Dilansir Almanhaj, mayoritas ulama menghukumi salat Id (Idul Fitri dan Idul Adha) sebagai amalan sunah. Salah satu dalil perihal perintah salat Id adalah berdasarkan hadis dari Ummu 'Athiyah.
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat salat Id (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang baru beranjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang sedang haid. Namun, beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haid untuk menjauhi tempat salat."
8. Mengambil Jalan yang Berbeda ketika Pergi dan Pulang Salat
Hikmah amalan sunah Idul Adha ini adalah supaya semakin banyak bagian bumi yang menjadi saksi bahwa kita telah beramal. Sebab, kelak di akhirat, bumi akan bercerita dan menyampaikan saksinya (QS. Al-Zalzalah, 4).
"Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berada di hari Id (ingin pergi ke tempat salat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang." (HR. Bukhari, no. 986)
9. Saling Memberi Ucapan Selamat
"Dari Jubair bin Nafir, dia berkata, 'Para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, apabila berjumpa pada hari Id, mereka satu sama lain saling mengucapkan, taqabbalallahu minna wa minka.'" (Ibnu Hajar berkata, sanadnya hasan [Fathul Bari, 2/446]).
Agar lebih jelas, berikut ucapan selamat hari raya Idul Adha sesuai sunah Rasulullah:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Taqabbalallaahu minnaa wa minkum
Artinya: "Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian."
10. Berkurban
Dari sunnah terdapat riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata,
"Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata, 'Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan takbir.'" (HR. Bukhari no. 5558 dan Muslim no. 1966).
Ternyata, ada banyak amalan sunah di Hari Raya Idul Adha, mulai dari tidak makan sebelum salat Id sampai berkurban. Supaya makin banyak orang yang tahu, jangan lupa bagikan informasi ini ke media sosial maupun orang terdekatmu, ya!
(mff/dhm)