Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo, mengaku belum sempat mengecek lahan terbakar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (GSK). Bimo baru turun ke lokasi hari ini karena sebelumnya ada kegiatan di Polda Riau.
"Kami sudah upaya maksimal berjibaku tangani karhutla, sudah juga upaya patroli, sosialisasi. Gakkum (penegakan hukum) tangkap illegal logging juga," katanya, Kamis (22/6/2023).
Bimo mengaku belum ada turun ke lokasi lahan terbakar. Sebab, ia ada kegiatan di Pekanbaru bareng sejumlah pejabat utama Polda Riau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami kemarin menghadiri acara di Polda Riau dengan semua PJU Polda. Tapi Kapolsek dan tim sudah tiga hari di TKP," kata alumni Akpol 2003 tersebut.
Selain di GSK, kebakaran lahan juga terjadi di Buluh Apo. Lokasi karhutla berbatasan dengan Rokan Hulu yang menghanguskan 30 hektare lebih selama empat hari terbakar.
"TKP kebakaran juga ada di Buluh Apo perbatasan dengan Rohul, saya juga mesti cek kesana. Nggak mungkin saya ada di semua titik lokasi karhutla, lokasinya juga tidak dekat. Hari ini saya geser ke GSK," kata Bimo.
Diketahui, kebakaran terjadi di Kawasan GSK di Bangkalis, Riau. Selama empat hari terbakar, tercatat ada 10 hektare lahan di dalam kawasan cagar biosfer itu hangus.
Kepala Balai BKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan mengatakan lahan 10 hektare terbakar terjadi sejak 18 Juni lalu. Lokasi lahan terbakar masuk ke wilayah Bengkalis.
"Kebakaran hutan di kawasan konservasi GSK pertama kali teridentifikasi pada 18 Juni lalu melalui patroli udara. Luas yang terbakar diperkirakan sekitar 10 hektare," kata Genman kemarin.
Setelah dicek ke lokasi, kebakaran lahan diduga akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Hal itu terlihat dari banyaknya pohon sawit di kawasan yang terbakar.
"Pemicu terjadi kebakaran GSK ini adalah adanya pembukaan lahan dengan cara dibakar untuk kebun kelapa sawit. Hal ini dibuktikan di lapangan tim menemukan adanya sawit di sekitar lokasi di wilayah yang terbakar," kata Genman.
(ras/astj)