Cagar Biosfer GSK di Bengkalis Terbakar, KLHK Sebut untuk Kebun Sawit

Riau

Cagar Biosfer GSK di Bengkalis Terbakar, KLHK Sebut untuk Kebun Sawit

Raja Adil Siregar - detikSumut
Kamis, 22 Jun 2023 12:58 WIB
Kebakaran hutan di kawasan Cagar Biosfer GSK, Bengkalis, Riau.
Kebakaran hutan di kawasan Cagar Biosfer GSK, Bengkalis, Riau. (Foto: Dok. BBKSDA Riau)
Pekanbary -

Kebakaran terjadi di kawasan konservasi Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil (GSK) Bengkalis, Riau. KLHK menilai kebakaran terdeteksi dari patroli tim udara di lokasi pada akhir pekan kemarin.

"Terkait dengan kejadian karhutla di kawasan konservasi Suaka Margasatwa GSK, dapat diinformasikan bahwa kejadian karhutla pertama kali terindikasi pada tanggal 18 Juni 2023, melalui patroli udara," kata Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Laksmi Dhewanthi, Kamis (22/6/2023).

Hasil pantauan di lokasi, lahan terbakar mencapai 10 hektare. Pemicunya diduga karena pembukaan lahan dengan cara dibakar untuk ditanami kelapa sawit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Luas karhutla yang terjadi diperkirakan sekitar 10 Ha. Pemicu karhutla diduga karena adanya kegiatan pembukaan lahan dengan cara membakar untuk penanaman kelapa sawit. Terhadap pelaku sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh tim yang berwenang," katanya.

Sementara untuk pemadaman, petugas di lokasi terus berjibaku memadamkan api bersama tim gabungan dari TNI dan Polri. Termasuk Manggala Agni Daops Dumai bersama Balai BKSDA KLHK telah melaksanakan pemadaman gabungan.

ADVERTISEMENT

"Satgas udara sejak beberapa hari juga sudah melaksanakan pemadaman udara atau water boombing. Selain itu, kami juga telah koordinasi dengan Balai Penegakan Hukum (Gakkum) untuk penanganan dari aspek hukum," katanya.

Saat ini, titik api telah terkendali. Namun masih ada kepulan-kepulan asap kecil di lokasi.

Laksmi memastikan tim Balai BKSDA Riau, Manggala Agni, TNI, Polri, BPBD Bengkalis, pemegang konsesi Arara Abadi dan MA masih tetap berjaga dan mengawasi lokasi karhutla. Pengawasan untuk mengantisipasi sedini mungkin bila terjadi locatan api baru karena adanya tiupan angin.

"Tantangan penanganan karhutla adalah akses lokasi yang sulit karena lahan gambut dan arah angin yang kerap berganti (tidak menentu). Tim gabungan di lapangan tetap waspada dan memantau agar tidak terjadi karhutla yang baru, sehingga karhutla bisa diselesaikan dengan tuntas dalam waktu dekat," kata Laksmi.

Diketahui, GSK adalah lahan gambut luas yang ada di Bengkalis dan Siak Provinsi Riau. Cagar biosfer ini dideklarasikan UNESCO dengan spesies unggulan di sini ialah gajah dan harimau sumatera.

Kawasan cagar biosfer Giam Siak memiliki luas 700 ribu hektar. Lokasi itu merupakan gubah gambut luas yang jika terbakar sulit dipadamkan.




(ras/dpw)


Hide Ads