Badan Karantina Pertanian (Barantan) mengingatkan agar penerapan standar operasional prosedur (SOP) biosekuriti di Pulau Bulan, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) agar lebih diperketat. Hal ini untuk mewaspadai terjangkitnya african swine fever (ASF) atau flu babi Afrika.
"Penerapan SOP Biosecurity di Pulau Bulan harus dilakukan dengan sangat ketat, mulai dari prosedur biosecurity para pekerja, alat angkut, sampai kondisi pakan babi juga harus menjadi perhatian," kata Kepala Barantan, Bambang saat mengunjungi Pulau Bulan, Kamis (25/5/2023).
Bambang mengatakan kunjungannya ke Pulau Bulan, Batam itu untuk mengetahui langsung penanganan penyakit ASF. Menurutnya peninjauan itu merupakan upaya pengawalan dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mewakili Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saya menyempatkan diri untuk mengetahui secara langsung upaya percepatan penanganan penyakit ASF di Pulau Bulan. Karena menjadi kewajiban kami untuk melakukan pengawalan agar babi asal Pulau Bulan dapat kembali memenuhi permintaan pasar ekspor," sebutnya.
Bambang mengatakan pemerintah mendukung segala upaya percepatan penanganan ASF. Ia juga menyebutkan pemerintah akan mendukung pelaku usaha yang berinisiatif untuk melakukan pengembangan vaksin secara mandiri.
"Pada prinsipnya pemerintah akan mendukung pelaku usaha yang berinisiatif untuk melakukan pengembangan vaksin secara mandiri. Agar dapat bermanfaat tentu tetap harus mengikuti prosedur yang berlaku," ujarnya.
Perwakilan PT ITS yang merupakan perusahan peternakan di Batam, Tjatur Isnandar meminta pemerintah agar memberikan izin untuk memasukkan vaksin ASF asal Vietnam. Negara Vietnam diketahui tengah mengembangkan vaksin ASF.
"Kita mohon arahan Ka Barantan untuk dapat mengizinkan pemasukan vaksin ASF asal Vietnam tersebut untuk dapat dikembangkan secara mandiri di Pulau Bulan. Karena informasi saat ini Vietnam sudah melakukan pengembangan vaksin ASF sendiri," ujarnya.
PT ITS juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya untuk mengembalikan populasi babi di Bulan Farm seoptimal mungkin agar dapat kembali memenuhi permintaan pasar ekspor.
"Populasi yang tersisa saat ini 50 ribu ekor dan target kami dalam waktu paling lama satu tahun kami bisa kembali mencapai 200 ribu ekor populasi, karena dahulu permintaan Singapura itu 1000 ekor per hari," terangnya
Kepala Karantina Tanjungpinang, Aris Hadiyono, menginformasikan bahwa per tanggal 8 Mei 2023 pihaknya telah kembali melakukan sertifikasi pengeluaran karkas daging babi asal Pulau Bulan sebanyak 112 kali. Itu untuk memenuhi kebutuhan kota Batam.
"Sejak pejabat otoritas veteriner Provinsi Kepulauan Riau membuka lalu lintas produk hewan dari Pulau Bulan untuk wilayah Kota Batam, pejabat karantina Tj Pinang telah melakukan sertifikasi sebanyak 112 kali pengiriman dengan total 38 ton," papar Aris.
(afb/afb)