Salat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu viral karena tak biasa. Ada tiga keanehan salat Id di tempat itu yakni bercampurnya jemaah pria dan wanita, saf yang berjarak dan ada pria nonmuslim di saf ketika salat berlangsung.
Kasubag TU Kemenag Indramayu, Aan Fathul Anwar menjelaskan pihaknya sudah mengunjungi ponpes itu pada Rabu (24/4) kemarin. Kedatangan mereka untuk mengklarifikasi persoalan salat Id yang viral itu.
Aan menyebut kedatangan mereka diterima dengan baik oleh pihak ponpes. Dalam pertemuan itu hal yang krusial yang dibahas soal saf wanita dan pria yang bercampur saat salat Id. Pembahasan itu diawali diawali dengan pakaian dan saf ketika salat. Menurut Aan kepada Al Zaytun bahwa pakaian yang dikenakan jemaah sangat rapi dan bisa dijadikan contoh.
"Saya sampaikan juga ke Al-Zaytun bahwa memberikan contoh yang sangat baik dengan pakaian yang rapi ketika salat Idul Fitri, hampir semuanya menggunakan jas rapih lah secara keseluruhan," ujarnya dilansir detikJabar, Jumat (28/4/2023).
Kemudian dia menyinggung soal viral momen salat Id di Ponpes Al-Zaytun.
"Tapi viral juga ya pak? Saya bilang begitu ke dia. Iya katanya apa yang diviralkan?," jelas obrolan singkat Aan dengan pimpinan Ponpes Al-Zaytun.
Aan juga menyinggung jarak saf salat yang tidak seperti pada umumnya. Karena salat Idul Fitri kemarin mayoritas barisannya tidak dirapatkan.
"Yang pertama dia mengambil dasar hukum surat Al-Mujadilah (QS:11), di situ disampaikan bahwa Berlapang-lapanglah dalam suatu majelis. Jadi memberikan area ruang untuk kita merasa nyaman dengan satu yang lain terkait social distancing," kata Aan jelaskan jawaban Al-Zaytun.
Menurut Aan, Islam tidak melarang ketika salat berjarak. Malah dianjurkan untuk memberikan ruang kepada orang dan jangan berdesak-desakan.
"Saya juga kaget, menggunakan ayat yang 11 Al Mujadilah itu. Tapi kan kita menghargai tafsiran beliau (pimpinan Al-Zaytun) seperti itu terkait jarak yang digunakan," ungkap Aan dari penjelasan Al-Zaytun.
Kepada Aan pihak ponpes menjelaskan keberadaan perempuan dalam saf salat tersebut merupakan bentuk pemuliaan pimpinan Al-Zaytun terhadap seorang perempuan.
"Jadi perempuan itu tidak mesti ada di sudut ujung beradanya. Itu pemahaman dia. Kalau kita kan menghargai pemahaman orang dan pola pikir beliau terkait dengan memuliakan perempuan tersebut," kata Aan.
Selengkapnya di halaman berikutnya....
Simak Video "Video: Terungkap Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu"
(astj/astj)