Oprit pembangunan jembatan di Indragiri Hilir (Inhil), Riau ambrol setelah kontrak selesai. Rupanya oprit setinggi 1,5 meter itu ambrol karena tidak ada tanggul penahan.
Informasi diterima detikSumut, oprit atau penimbunan untuk menghindari turunnya tanah di sisi jembatan itu ambrol, Minggu (15/1). Itu artinya oprit ambrol setelah 15 hari kontrak selesai pada 30 Desember.
Setelah kontrak diselesaikan kontraktor CV Karya Utama, oprit tiba-tiba saja ambrol. Di mana foto ambrolnya oprit terserbar di grup-grup WhatsApp beberapa hari terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Riau, Arief Setiawan membenarkan oprit ambrol dan fotonya tersebar. Menurutnya kegiatan itu baru selesai akhir tahun 2022.
"Kegiatan ini tahun 2022 selesai di tanggal 30 Desember. Saat ini sedang proses pemeliharaan dan belum diresmikan, jadi peresmian nunggu aspal dulu karena kan masih tanggungjawab kontraktor," katanya singkat, Kamis (19/1/2023).
Sementara itu Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU Riau Brantas Hartono mengatakan oprit jembatan memiliki tinggi 1,5 meter. Oprit jembatan ambrol karena diguyur hujan deras hingga ada kendaraan melintas.
"Itu timbunan dengan tinggi 1,5 meter. Jadi longsor karena hujan dan ada kendaraan lewat situ karena tak ada konstruksi yang menahan beton, turap tidak ada," katanya.
Meskipun begitu, Brantas mengaku oprit yang ambrol tersebut tanggungjawab CV Karya Utama. Sebab ada pemeliharaan setelah kontrak selesai selama 180 hari.
"Masa pemeliharaan itu 180 hari setelah kontrak selesai 30 Desember kemarin ya. Intinya masih tanggungjawab kontraktor," kata Brantas.
Nilai Kontrak Oprit yang Roboh di Halaman Berikutnya....
Dalam kontrak, Pembangunan Jembatan H Maming di ruas Jalan Selensen-Kota Baru- Bagan Jaya dikerjakan sejak 27 Juni 2022. Nilai kontrak Rp 6.830.539.505 dan sudah berakhir pada 30 Des 2022.
Brantas menyebut dalam perencanaan di proyek tersebut tak ada pekerjaan dinding atau turap. Meskipun kondisinya rawan longsor akibat tergerus aliran sungai yang kerap dilalui kapal bermuatan kepala sawit.
"Dalam perencanaan tidak ada pekerjaan dinding penahan tanah atau turap. Untuk oprit sendiri saat ini sudah diperbaiki," kata Brantas.
Selain itu, daerah oprit jembatan terdapat bongkar muat sawit. Sehingga jika turap beton dibangun akan menutup akses ke dermaga sawit milik masyarakat.
Akibatnya, pembuatan turap beton tidak dapat izin dari masyarakat. Sebagai solusi untuk mengatasi timbunan oprit dibuatlah menggunakan geobag dan tidak dibayar.
"Untuk mengatasi timbunan pada oprit akibat tidak adanya turap beton perlu diberi pengaman timbunan. Maka pengaman timbunan yang dilaksanakan menggunakan geobag. Item geobag tidak dibayar," kata Brantas.
Simak Video "Video: Heboh Pria Bermotor di Pekanbaru Ancam Pengendara Mobil dengan Pisau"
[Gambas:Video 20detik]
(ras/astj)