Program Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 bersama 20 pegiat muda di Jambi resmi ditutup. Dalam agenda itu, para pegiat muda Jambi menampilkan secara elok menawan dengan dua komposisi kreasi musik baru yang bertajuk Rentak Serama Kelintang Perunggu dan Rampak Begubang Kelintang Perunggu di Gedung Nasional, Muara Sabak Timur, Tanjung Jabung Timur Jambi.
Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Judi Wahjudin mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sejak tanggal 8 hingga 14 Agustus 2022.
Judi menyebutkan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) 2022 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi dengan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) Kelintang Perunggu ini dilaksanakan dengan sesepuh seniman yang sudah menggeluti seni Kelitang Perunggu selama puluhan tahun.
"Kegiatan BBM Muaro Jambi merupakan pendukungan terhadap kegiatan Kenduri Svarnabhumi, yaitu kegiatan yang berupaya untuk memajukan kebudayaan dan menjaga lingkungan Sungai Batanghari, sehingga nantinya dapat mengembalikan dan mewariskan kekayaan alam yang ada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari," kata Judi dalam keterangan tertulis yang diterima detikSumut, Selasa (16/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama tujuh hari, para peserta BBM belajar berbagai materi mengenai Kelintang Perunggu. Peserta tak hanya mendapat materi dari Maestro Kelintang Perunggu, yakni Aisyah, tetapi juga mendapatkan pembelajaran dari dua pengarah musik lainnya, yaitu Elly Suryani yang pada kegiatan BBM ini menjadi asisten maestro dan Prof Dr Mahdi Bahar yang merupakan Guru Besar dari Program Studi Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Jambi.
Maestro Kelintang Perunggu, Aisyah menyampaikan pada tahap awal pembelajaran, para peserta diberikan materi pengantar mengenai Kelintang Perunggu, seperti sejarah, perkembangan, fungsi dan kegunaan serta jumlah dan jenis pukulan dari Kelintang Perunggu.
Setelah diberikan pengantar, para peserta diberikan latihan dasar untuk mengenali instrumen dan cara memainkan dari alat-alat musik Kelintang Perunggu, seperti kelintang, gendang dan juga gong.
Lebih jauh Aisyah menuturkan bahwa melalui ajang Belajar Bersama Maestro, masyarakat Jambi memiliki harapan untuk tidak hanya melestarikan kekayaan seni budaya, khususnya Kelintang Perunggu ini, namun juga memberikan kesempatan baik dan berharga bagi pegiat seni muda untuk mengenal, memahami dan mengenalkan kekayaan seni budaya Jambi ini kepada audiens yang lebih luas.
Setelah melalui serangkaian latihan dasar dari alat-alat musik Kelintang Perunggu, para peserta juga diajarkan Prof Dr Mahdi Bahar mengenai bagaimana mengembangkan musik Kelintang Perunggu dengan instrumen-instrumen musik yang lain.
Tak hanya mendapatkan materi tentang bagaimana mengembangkan Kelintang Perunggu, para peserta langsung melakukan praktik kolaborasi dengan instrumen-instrumen musik lain, seperti akordion, kerincingan, dan tompangan hadroh serta gitar.
Sementara Wakil Ketua DPRD Jambi, Faizal Riza menyebutkan jika kegiatan dalam melestarikan kembali kebudayaan lokal dan alat musik tradisional Jambi terus dilakukan karena sangat bermanfaat bagi penerus anak cucu nantinya.
"Kegiatan seperti ini butuh diberikan apresiasi dan kita sangat mendukung kegiatan pelestarian budaya Jambi ini. Tentu kegiatan yang dilakukan ini sangat bermanfaat untuk memperkenalkan ke anak muda dalam mengetahui dan mempertahankan budaya yang ada," kata Faizal ke detikSumut.
Wakil rakyat dari Fraksi Gerindra itu juga mengapresiasi Kemenbudristek atas diselenggarakan kegiatan ini dan berharap kegiatan ini rutin dapat dilakukan bukan hanya di Tanjabtim saja, melainkan se-kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.
"Kami anggota DPRD Jambi juga meminta Pemprov, Pemkab maupun Kota untuk berjalan seiring dengan pemerintah pusat dalam rangka pelestarian budaya daerah ini," ujar Faizal Riza.
(ncm/ega)