Penyakit mulut dan kuku atau PMK hewan ternak ternyata sudah masuk ke Riau. Penyakit PMK itu ditemukan pada lima sapi yang dikirim dari Sumatera Utara ke Rokan Hulu.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Riau, drh Fara Linda Sari mengatakan kasus itu pertama kali terdeteksi setelah dilaporkan pemilik sapi. Pemilik curiga karena kondisi sapi yang baru dibeli sakit.
"Sapi itu dibeli sebelum bulan puasa. Tapi jelang hari raya ada gejala sakit tak biasa. Sapi dibeli dari Sumut oleh peternak mandiri. Rencana mau untuk kurban," kata Fara, Rabu (25/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi sapi tidak pulih, pemilik akhirnya melaporkan ke dinas peternakan dan hewan. Tim melakukan pengambilan sampel pada 20 Mei lalu.
Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya ada lima sapi yang terkonfirmasi terkena virus penyakit mulut dan kuku. Kondisi itu diperkuat dengan beberapa gejala sakit sapi seperti keluar air liur berlebih, mulut luka dan demam.
"Sapi bergejala dua hari sebelum Lebaran Idul Fitri. Setelah terkonfirmasi virus PMK, sapi langsung ditangani dan isolasi," ucap Fara.
Temuan virus PMK sendiri tercatat kasus pertama yang ditemukan di Provinsi Riau. Selain isolasi, petugas juga sudah mulai melakukan penyemprotan kandang sapi.
"Sejauh ini sapi dikandang. Jadi kami sudah imbau untuk isolasi dan tidak dilepaskan karena bisa menular ke hewan lain," jelasnya.
Terkait temuan tersebut Dinas Peternakan berencana menghentikan pengiriman sapi dari luar Riau. Bahkan petugas juga sudah siaga di lima pintu masuk untuk mengecek pengiriman sapi.
"Sementara kita setop. Ada lima pintu masuk dijaga petugas, cuma memang yang jadi masalah sapi kita larang masuk, dia malah cari jalan tikus. Itu terjadi di lapangan," katanya.
Diketahui ada 48 desa di Sumut terkonfirmasi adanya dugaan PMK pada hewan. Di 48 desa itu diberlakukan pemberhentian penjualan sapi sementara.
"Saya juga sudah bicara tadi kita rapat di provinsi dan beberapa Minggu lalu sudah kita rapatkan tentang langkah kita yaitu kita melakukan lock down di tempat-tempat desa," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak kepada wartawan di Langkat, Selasa (24/5/2022).
"Data yang ada, kalau Sumatera Utara sampai saat ini ada 9 kabupaten/kota di mana itu di dalamnya hanya terdapat 24 kecamatan yang terkonfirmasi ada diduga penyakit mulut dan kuku hewan. Dari 24 kecamatan itu hanya 48 desa yang terdata terkonfirmasi ada dugaan penyakit mulut dan kuku," sambungnya.
Dari 48 desa itu, Panca mencatat ada 2.400 ekor hewan yang diduga terjangkit PMK. Di mana 1.300 di antaranya sudah dalam kondisi sembuh.
"Jumlahnya tadi sudah disampaikan baik itu Langkat dan secara umum jumlah yang kita data itu ada kurang lebih 2.400, di mana 1.300 di antaranya sudah keadaan sembuh dan yang sekarang, yang lainnya dalam proses penyembuhan," ujar Panca.
(ras/astj)