Di simpang tiga perbatasan Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Wardoyo 7 Ulu Palembang, berdiri Tugu KB 7 Ulu. Posisinya yang strategis membuat tugu ini jadi titik temu favorit warga Palembang.
Pada awal eksistensi tugu ini, terdapat patung KB yang terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Tugu KB didirikan sebagai kampanye program keluarga berencana era Presiden Soeharto sekitar tahun 1985.
![]() |
"Sangat ingat betul saat Presiden Soeharto mengenalkan program KB tahun 1985 dan tak lama dari situ patung KB dibangun di kawasan 7 Ulu simpang tiga Plaju-Ampera," kata Sejarawan Sumatera Selatan Kemas Ari Panji kepada detikSumbagsel, Kamis (25/72024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menjadi ikon kampanye KB, tugu yang memisahkan jalan ke kawasan Pasar 7 Ulu dan Plaju serta Jembatan Ampera ini juga dilengkapi taman kota untuk tempat berkumpulnya keluarga di Palembang.
![]() |
Tugu KB menjadi titik kumpul favorit warga yang janjian untuk jalan-jalan. Warga Palembang yang kedatangan tamu dari luar kota pun biasanya memilih tempat ini sebagai titik temu awal. Sementara itu, angkot dan bus kota juga kerap berhenti di sini untuk mencari penumpang.
"Kalau orang zaman dulu mau ke Ampera setopnya di Tugu KB itu, mau ke Plaju setopnya di Tugu KB, dan baik pergi maupun pulang pegawai dari luar kota Palembang setopnya di Tugu KB 7 Ulu," ungkap Kemas.
Tugu ini sendiri sempat direnovasi menjadi logo program KB pada 2014. Akan tetapi, empat patung keluarga yang pernah berdiri di sana tidak mudah dilupakan begitu saja.
![]() |
"Sekarang Tugu KB itu sudah berubah bentuk menjadi animasi logo program KB. Namun, yang diingat masyarakat Palembang ialah tugu KB 7 Ulu ada empat patung keluarga berencana," katanya.
Sayangnya, kondisi taman tugu tersebut kini tak terawat. Rumput liar memenuhi taman dan banyak sampah berserakan. Warga mengungkapkan rasa prihatin karena tugu ini sebenarnya memiliki peran penting.
"Sedikit miris melihat Tugu KB 7 Ulu sekarang banyak sampah dan rumput panjang. Kalau sekilas dilihat seperti bukan tugu lagi tempat ini," kata Berman Marwan Handika, salah seorang warga.
Yang disayangkan Berman, empat patung KB yang ikonik juga sudah tidak ada lagi di sana. Padahal patung-patung itulah yang membuat persimpangan jalan itu populer.
"Saya berharap pemerintah kembali menata Taman KB 7 Ulu ini dan mengembalikan lagi empat patung seperti dulu," pungkasnya.
Nah, bagi kamu warga Palembang, apakah masih sering janjian atau naik-turun kendaraan umum di titik ini? Sampai bertemu di Tugu KB 7 Ulu...
(des/des)