Pasar Cinde pernah menjadi salah satu pusat perbelanjaan tradisional paling laris di Palembang pada zamannya. Letaknya yang strategis menjadi daya tarik, membuat pasar ini tak pernah sepi pengunjung.
Selain menjadi pusat perbelanjaan, salah satu pasar tertua di Palembang ini juga sempat berstatus cagar budaya. Pasar Cinde dibangun pada 1958 dan pernah dikenal juga dengan nama Pasar Lingkis.
Namun, keadaan kini telah berbeda. Bangunan pasar lama yang dulunya berdiri tegak sudah lenyap. Walau begitu, lokasi bekas Pasar Cinde masih digunakan untuk berjualan oleh ratusan pedagang dengan bangunan seadanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan lapak-lapak pedagang itu melebar hingga ke lahan parkir dan sebagian Jalan Letnan Jaiman. Jalan yang dulunya dua jalur itu kini makin sempit, hanya muat untuk satu mobil.
Tahun 2017, Pasar Cinde dibongkar. Lalu pada 2022, sempat terjadi kebakaran akibat korsleting listrik. Saat ini para pedagang yang masih mencari rezeki di sana hanya dinaungi atap rangka baja.
![]() |
Kendati bangunan fisik pasar lama sudah tidak ada, warga Palembang generasi lama masih mengingat banyak kenangan dengan pasar ini. Salah satunya Renny Allawiyah (37). Dulu ia pernah merantau ke Bali dan selalu menyempatkan diri ke Pasar Cinde setiap pulang kampung ke Palembang.
Biasanya Renny membeli pakaian bersama almarhum ayahnya di sana. Renny masih ingat ketika dirinya berkeliling di lantai 2 pasar, berpindah dari satu kios ke kios lainnya.
"Cukup banyak kenangan di Pasar Cinde setiap pulang kampung ke Palembang tahun 1990-an bersama keluarga. Kebetulan ada saudara yang tinggal di belakang pasar. Sebelum atau setelah ke rumahnya kami mampir ke pasar, beli baju di lantai atas, beli mainan dan jajanan," tutur Renny.
Selain Pasar Cinde, masih banyak pasar lain yang juga populer di Palembang. Salah satunya Pasar 16 Ilir. Namun, keluarga Renny selalu memilih ke Pasar Cinde karena merasa lebih aman.
"Selalu ke tempat itu, karena kata banyak orang dulu di Pasar 16 Ilir banyak copet dan rawan," imbuhnya.
Harapan Modernisasi Pasar Cinde di halaman selanjutnya...
Harapan Modernisasi Pasar Cinde Jadi Plaza Cinde
Menurut Sekretaris Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Irwansyah Masri, bangunan lama Pasar Cinde menjadi salah satu yang tertua di Palembang sebelum dibongkar. Saking ramainya pada zaman dulu, Pasar Cinde juga dikenal sebagai salah satu titik termacet di Palembang.
"Sebelum cagar budaya itu dibongkar, ada 1.500 pedagang yang menggantungkan nasibnya di lokasi tersebut. Kini pedagang yang tersisa hanya ratusan saja. Itu pun mereka masih menanti dibangunnya pasar modern," kata Irwansyah.
Irwansyah melihat kondisi pasar yang kini tak seramai dulu. Padahal lokasi bekas Pasar Cinde berada di jalan protokol. Terbatasnya lahan parkir membuat pengunjung malas datang. Selain itu, atap baja yang seadanya membuat kondisi saat hujan tidak kondusif. Bocor dan becek di mana-mana.
"Karena pembongkaran yang lalu, banyak pedagang asli Pasar Cinde yang tak lagi berdagang karena sepi. Saat itu banyak yang mengeluhkan," bebernya.
Para pedagang yang bertahan pun masih menanti rencana pembangunan Plaza Cinde yang lebih modern. Namun, Irwansyah menyebut ada permasalahan hukum yang membuat realisasi rencana tersebut menggantung. Padahal sudah ada pedagang yang membeli kios Plaza Cinde.
"Ada 100-an pedagang yang saat itu beli cash di Aldiron Plaza Cinde, belum yang beli kredit lebih banyak lagi jumlahnya," kata dia.
Irwansyah juga menyinggung rencana pembangunan yang pernah disampaikan Pemprov Sumsel. Pihak APPSI telah bersurat ke Gubernur pada 2023 lalu terkait pembangunan Plaza Cinde.
"Sampai sekarang masih belum jelas. Apalagi sudah berganti dua kali penjabat gubernur. Ketum APPSI Pak Sudaryono juga pernah meninjau Pasar Cinde dan berharap segera ada pembangunan," pungkasnya.
Simak Video "Video: Ekspresi Eks Walkot Palembang Harnojoyo Usai Jadi Tersangka Korupsi"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)