Wah, Kantor Wali Kota Palembang Ternyata Dahulu Tempat Penampungan Air

Wah, Kantor Wali Kota Palembang Ternyata Dahulu Tempat Penampungan Air

Evelyn Shinta Situmorang - detikSumbagsel
Senin, 13 Nov 2023 22:31 WIB
Balai Kota Palembang dulunya tempat penampungan air.
Foto: Situs Resmi Kemdikbud RI
Palembang -

Kota Palembang, dengan sejarahnya yang kaya dan budayanya yang beragam. Salah satu fakta menarik dapat kita temukan di balik megahnya Kantor Wali Kota Palembang.

Kantor Wali Kota Palembang atau Balai Kota Palembang berdiri kokoh di Jalan Merdeka No. 2 Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Bangunan yang menjadi ikon kota Palembang ini ternyata memiliki sejarah awalnya sebagai penampungan air bersih, sebelum kemudian menjadi Kantor Wali Kota Palembang seperti yang kita kenal saat ini.

Sebagai salah satu peninggalan masa kolonial, bangunan ini memiliki arsitektur yang khas seperti pada banyak bangunan peninggalan zaman penjajahan di Nusantara. Namun, hal yang mungkin belum diketahui banyak orang adalah bahwa gedung ini pada awalnya berfungsi sebagai Watertoren atau penampungan air bersih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs Kebudayaan Kemendikbud, sejarah pembangunan Gedung Wali Kota ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1929 hingga 1930, pada masa pemerintahan Hindia Belanda di bawah kepemimpinan Wali Kota Palembang, J Le Cocq de Armand d'ville. Pembangunan gedung ini dikabarkan menghabiskan biaya sebanyak satu ton emas.

Gedung ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir. S. Snuijf yang saat itu tinggal di Kota Surabaya. Memiliki fungsi asli sebagai penampungan air bersih menjadikan gedung ini penting bagi penduduk kota, terutama para orang-orang Belanda yang tinggal di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

Ketinggian Gedung yang mencapai 35 meter dengan kapasitas menampung air sebanyak 12.000 m³, menjadi bukti nyata keandalan arsitektur dan fungsinya pada zaman itu.

Gaya arsitektur bangunan ini dikenal dengan nama de stijl yang memiliki ciri khas bentuk kubus dengan atap datar. Tampak depan gedung ini menampilkan enam pilar kokoh, serta dinding batu alam andesit yang memberikan keindahan tersendiri.

Bagian muka gedung disusun dengan indah, memperlihatkan tiga pintu berdaun ganda. Namun, kini hanya pintu bagian tengah yang berfungsi sebagai pintu masuk utama.

Meskipun sekarang difungsikan sebagai Kantor Walikota Palembang, cerita sejarahnya sebagai penampungan air bersih tidaklah hilang begitu saja. Bangunan ini menjadi saksi bisu perkembangan kota seiring berjalannya waktu.

Artikel ini ditulis Evelyn Shinta Situmorang, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads