Kedatangan bangsa lain ke Nusantara menyisakan peninggalan sejarah yang masih bisa disaksikan hingga sekarang. Salah satu peninggalan yang terkenal di Bengkulu adalah Benteng York, yang merupakan peninggalan Inggris.
Benteng York atau Fort York merupakan benteng pertama yang dibangun Inggris di Bengkulu. Namun, nama Benteng Marlborough yang dibangun setelahnya lebih populer.
Tidak banyak catatan sejarah dan informasi mengenai keberadaan Benteng York ini. Karena hanya sedikit yang tersisa dari bangunan benteng ini. Benteng York sendiri mengalami kerusakan karena dibangun di atas lokasi yang tidak strategis.
Menurut catatan sejarah, Inggris mulai menginjakkan kaki di Bengkulu pada tahun 1685 di bawah komando Kapten J Andrew. Kedatangan Inggris tersebut menggunakan tiga buah kapal yang bernama The Caesar, The Resolution, dan The Defance.
Kapal Inggris tersebut kemudian berlabuh di kuala sungai Bengkulu. Kedatangan Inggris disambut oleh Pangeran Muda atau Depati Bangsa Raja. Inggris kemudian membuat kontrak perdagangan dan menghadiahkan 8 pucuk meriam, yang terdiri dari 4 pucuk meriam kecil dan 4 pucuk meriam besar kepada Pangeran Muda.
Setelah beberapa kali pertemuan, pihak Inggris kemudian menjalin hubungan dagang dengan penguasa Bengkulu dan memperoleh izin untuk mendirikan faktori. Faktori dagang Inggris di Bengkulu disebut Garnizun EIC di Pantai Barat Pulau Sumatra (The Honourable East India Company's Garrison on the West Coast of Sumatra).
Pangkalan untuk faktori dagang yang pertama didirikan oleh Inggris di Bengkulu itulah yang kemudian dikenal sebagai Fort York. Benteng York atau Fort York sendiri didirikan pada tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut. Tepatnya terletak di Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan Sungai serut, Kota Bengkulu saat ini.
Dikutip dari penelitian Banjir di Kota Bengkulu: Sebuah Tinjauan Historis Benteng York, benteng ini hanya bertahan sekitar 29 tahun. Hal itu dikarenakan posisi Benteng York yang berada di atas tanah rawa. Kemudian timbul penyakit berupa disentri, kolera, dan malaria yang menyebabkan kondisi Fort York pada 1712 menjadi kritis.
Selain itu, lokasi berdirinya Benteng York ini juga terdampak abrasi laut dan sering tergenang karena air hujan secara terus-menerus membasahi ruangan menyebabkan bangunan benteng dan barak menjadi rapuh.
Untuk mengatasi itu, Joseph Collet menulis surat kepada Dewan Direksi EIC dan mengusulkan pembangunan benteng baru di lokasi yang disebut Carrang atau dalam bahasa lokal disebut Ujung Karang. Pembangunan benteng baru tersebut dimulai pada tahun 1714 dan selesai pada tahun 1719, dan diberi nama Fort Marlborough yang hingga kini masih berdiri kokoh.
Atap Benteng York kini sudah terkubur tanah. Saat ini, di lokasi tersebut sudah berdiri SDN 57 dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kelurahan Pasar Bengkulu.
Nah detikers itulah sejarah singkat Benteng York atau Fort York yang ada di Bengkulu. Semoga dapat menambah pengetahuanmu tentang peninggalan sejarah yang ada di Indonesia, ya.
Artikel ini ditulis oleh Rindi Antika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(des/des)