Proyek dimetil eter (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Namun sayang, hingga kini proyek tersebut belum mendapatkan investor.
Diketahui pada Januari 2022 lalu, proyek DME ini digroundbreaking oleh Presiden Joko Widodo. Investor asal Amerika Serikat (AS), Air Products sudah berencana menanamkan investasinya senilai USD 15 miliar atau sekitar Rp 120 triliun. Namun rencana itu kandas saat Air Products memutuskan keluar dari proyek ini.
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi mengatakan, pemerintah sedang berupaya untuk mendapatkan investor baru untuk proyek tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini pemerintah sedang mencarikan investornya dari China, masih penjajakan," ujar Elen, Kamis (4/7/2024).
Menurutnya, upaya merealisasikan proyek gasifikasi itu sangat penting, mengingat Sumsel menjadi salah satu daerah penghasilnya.
"Ini yang masih kita tunggu agar bisa merealisasikan hilirisasi batu bara menjadi gas," kata Elen yang juga sebagai Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Elen menjelaskan keluarnya Air Products dalam proyek DME itu karena perusahaan tersebut butuh kepastian untuk offtaker. Pertamina merupakan offtaker-nya.
"Pada saat itu, hitungan model bisnisnya atau nilai keekonomiannya belum masuk. Persoalannya adalah harga batu bara 2 tahun lalu sampai saat ini sangat tinggi sekali. Kalau itu dijadikan gasifikasi, dengan harga jual gas yang sama, siapa yang menanggungnya," katanya.
Sebagai offtaker, kata dia, Pertamina harus membayar sesuai dengan ongkos produksi plus marginnya. Hal itu yang dimintakan ke pemerintah. Namun, ketika tengah pembahasan dan dilakukan kajian permasalahan itu Air Product kemudian keluar dari PSN tersebut.
"Kajian belum selesai, tiba-tiba Air Products keluar," jelasnya.
Sementara Staf Khusus Bidang Percepatan Pembangunan Wilayah, Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, semua PSN di Sumsel on the track kecuali proyek gasifikasi DME di Tanjung Enim.
"Kecuali satu proyek dikarenakan mundurnya Air Product, sehingga kita harus mencari penggantinya dari rencana pembangunan yang ada di Muara Enim. Yang lainnya masih on track, ada juga PSN yang diupayakan dipercepat," imbuhnya.
(dai/dai)