Sumsel Jadi Penyokong Investasi di Sumatera, Ditarget Rp 64,82 T pada 2024

Sumatera Selatan

Sumsel Jadi Penyokong Investasi di Sumatera, Ditarget Rp 64,82 T pada 2024

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 21 Mar 2024 21:00 WIB
Ilustrasi investasi
Foto: Ilustrasi investasi (Shutterstock)
Palembang -

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ditarget mampu menembus investasi sebesar Rp 64,68 triliun di tahun ini. Target tersebut mengalami kenaikan yang sangat signifikan sebab pada 2023 hanya Rp 47,48 triliun, artinya ada kenaikan sebesar Rp 17,34 triliun.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sumsel, Eko Agusrianto, Kamis (21/3/2024).

"Target tahun ini hampir Rp 65 triliun, kenaikannya memang tinggi dari BKPM karena Sumsel menjadi provinsi penyokong capaian investasi di Sumatera. Sumsel tertinggi nomor 2 di Sumatera setelah Riau, dan kita di atas Sumut," ujar Eko, Kamis (21/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kontribusi target investasi itu masih berasal dari penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN). Kategori sektornya masih sama, yakni berasal dari industri pertambangan, kertas dan percetakan, listrik, gas, air dan lainnya.

Sementara untuk realisasi investasi di Sumsel sepanjang 2023 yang mencapai Rp 47,48 triliun, mengalami kenaikan 15,5% secara tahunan dibandingkan 2022 yang hanya Rp 41,12 triliun. Angka itu melebihi target RPJMD yang hanya Rp 32,37 triliun atau terealisasi 146,68%.

ADVERTISEMENT

Namun, jika berdasarkan target BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) realisasi Sumsel hanya tercapai 86,33% dari target Rp 55 triliun.

"Target BKPM ini naik dari sebelumnya yang hanya Rp45 triliun menjadi Rp 55 triliun pada 2023. Tapi acuan kita tetap pada RPJMD dan itu sudah tercapai," katanya.

Realisasi investasi pada 2023 disebutnya berasal dari PMA sebesar Rp 21,88 triliun atau 46,08%. Angka itu secara tahunan naik 24,32%. Sementara dari PMDN mencapai Rp 25,6 triliun atau 53,92%. Angka itu naik 8,84% secara tahunan dibandingkan 2022.

Secara sektoral, ada 5 besar industri yang memberi kontribusi. Yakni industri kertas dan percetakan Rp 11,75 triliun, pertambangan Rp 8,32 triliun, listrik, gas dan air Rp 6,98 triliun. Kemudian industri makanan Rp 4,07 triliun dan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 3,8 triliun.

"Untuk PMA, ada 5 daerah yang berkontribusi terhadap capaian investasi. Seperti dari OKI mencapai Rp 11,9 triliun atau 54,37%, Muara Enim Rp 4,32 triliun (19,73%), OKU Rp 2,41 triliun (11,01%), Muba Rp 885 miliar (4,04%) dan Palembang Rp 649 miliar (2,97%)," ungkapnya.

Untuk PMA, negara yang berinvestasi berasal dari Singapura Rp 13,44 triliun, Tiongkok Rp 4,53 triliun, Hongkong RRT Rp 1,67 triliun, Jepang Rp 818 miliar dan Malaysia Rp 410 miliar.

Sementara PMDN, kontribusinya berasal dari Palembang yang mencapai Rp 5,5 triliun (21,47%), Muara Enim Rp 3,91 triliun (15,26%), Lahat Rp 3,04 triliun (13,3%), Banyuasin Rp 3,09 triliun (12,09%) dan PALI Rp 2,11 triliun (8,23%).




(dai/dai)


Hide Ads