Kompetisi Code Blue Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (Perdatin) Indonesia Cabang Sumatera Selatan (Sumsel) berhasil pecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengapreasiasi kompetisi tersebut.
Rekor MURI yang didapat karena kompetisi code blue ini memiliki peserta terbanyak. Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, code blue adalah kode sistem aktivasi untuk kondisi gawat darurat untuk pasien yang membutuhkan pertolongan dan penanganan medis sesegera mungkin seperti pada kasus pasien mengalami henti jantung.
Code blue adalah kode warna yang terdapat di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya yang digunakan untuk memberitahu tim respon cepat mengenai adanya kondisi gawat darurat dan lokasi terjadinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus Fatoni pun mengapresiasi kegiatan ini bukan hanya karena karena meraih rekor MURI saja, melainkan kegiatan ini juga bisa meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Sumsel.
"Kami tentu mengapresiasi kegiatan ini dilaksanakan dengan baik. Selamat atas pencatatan rekor MURI. Ini tentu hasil kerja keras dan kerja bersama kita semua. Karena tidak mudah melaksanakan dan menyelenggarakan ini semua tanpa bantuan semua pihak, partisipasi panitia dan semuanya. Terkait MURI ini bukan soal mengejar banyaknya jumlah peserta tapi yang kita apresiasi juga adalah semangatnya dalam meningkatkan kualitas SDM. Ini yang penting," katanya saat menghadiri Kompetisi Code Blue Perdatin Sumsel di PSCC Palembang, Sabtu (13/1/2024).
Fatoni menilai kegiatan tersebut sangat penting dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sebab kualitas SDM sangat berpengaruh dalam pelayanan kesehatan.
"Peningkatan kualitas SDM ini penting karena punya alat secanggih apapun dan sebesar apapun jika anggaran tidak ada gunanya, juga jika SDM-nya tidak menguasai dan SDM tidak ada kapasitas," lanjutnya.
Dia menjelaskan untuk membentuk SDM yang mumpuni diperlukan tiga hal penting yang mendukung kualitas SDM, yakni ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan.
"Ilmu Pengetahuan perlu di update maka di kedokteran itu ada seminar, jurnal itu perlu diikuti karena perkembangannya pesat. Kemudian yang kedua yaitu keterampilan ini bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang dibutuhkan tapi juda keterampilan. Selanjutnya adalah pengalaman dan jam terbang, untuk mendapatkan pengalaman dan jam terbang ini SDM harus melakukan kegiatan seperti ini berulang-ulang sekaligus menambah wawasan. Bila perlu melakukan studi banding dan berkunjung ke tempat yang sudah lebih untuk belajar," jelas Fatoni.
Sementara itu, Ketua Perdatin Sumsel dr. H. Zulkifli, Sp.An.TI.Subsp.TI.(K) mengaku pencapaian rekor MURI tersebut tidak lepas dari campur tangan Pj Gubernur Sumsel.
"Pencatatan rekor MURI kompetisi Code Blue dengan peserta terbanyak ini tidak akan tercapai tanpa campur tangan Pj Gubernur. Berkat dukungan dan fasilitas gedung dan peralatan yang diberikan Pj Gubernur kegiatan ini bisa kita selenggarakan," tutur Zulkifli.
Zulkifli menyempaikan, fasilitas Code Blue sangat dibutuhkan di rumah sakit (RS), puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya guna menginformasikan kepada tim respon cepat saat terjadinya kondisi darurat.
Dia berharap dengan adanya kompetisi ini maka SDM dan tenaga kesehatan dapat mengenali kejadian henti jantung di RS serta dapat memberikan tindakan cepat memberikan bantuan hidup dasar bagi pasien.
(dai/dai)